REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sekretaris Jenderal Konferensi Cendekiawan Islam Internasional KH Hasyim Muzadi, Sabtu, bertolak ke Kairo, Mesir, untuk mempresentasikan persoalan terorisme, akar masalah dan solusinya, dalam forum Workshop Internasional Timur Tengah dan Afrika. "Workshop ini menjadi penting karena opini dunia masih mengaitkan fundamentalisme, ekstremisme, serta terorisme dengan kawasan Islam Timur Tengah," kata Hasyim di Jakarta sebelum terbang ke Kairo.
Hasyim mengatakan, ada hal yang harus diklarifikasi terkait terorisme atau kekerasan berkarakter agama.
Menurut dia, agama bukan pemicu kekerasan. Jika terjadi kekerasan berkarakter agama, maka kemungkinannya adalah kesalahan dalam memahami agama atau kesengajaan mengatasnamakan agama untuk menjustifikasi kekerasan yang dilakukan.
"Yang kedua, dunia Barat harus membedakan antara terorisme dengan perjuangan kemerdekaan," kata Hasyim Perjuangan yang dilakukan rakyat Palestina tidak bisa disebut sebagai aksi terorisme. Pada bagian lain Hasyim mengatakan, workshop yang digelar Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) se-Timur Tengah bersama 25 ilmuwan Timur Tengah itu juga akan membicarakan sinergi serta kemitraan ilmuwan Timur Tengah dan Afrika dalam membangun Indonesia.
Workshop diikuti anggota PPI dari Mesir, Sudan, Maroko, Libya, Tunisia, Aljazair, Afrika Selatan, Lebanon, Yordania, Syria, Pakistan, India, Iran, Arab Saudi, Yaman, dan Turki. Menurut Hasyim, untuk mensinergikan ilmu, khususnya ilmu keislaman, dari Timur Tengah dengan Indonesia harus diperhatikan betul kondisi yang melingkupi masing-masing kawasan.