REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Koordinator Rabithah Ma`ahidil Islamiyah (RMI) Wilayah Barat, KH Zaim Ahmad Ma'shoem, menilai mendiang KH Idham Chalid sangat menginginkan agar pesantren-pesantren Nahdlatul Ulama (NU) bersatu.
''Semasa hidup, Pak Idham sangat peduli dengan perkembangan dunia pesantren, terutama pesantren NU sehingga kami sangat berduka,'' kata pria yang akrab disapa Gus Zaim itu saat dihubungi dari Semarang, Ahad (11/7).
Menurut dia, wafatnya KH Idham Chalid meninggalkan duka yang sangat mendalam di kalangan warga Nahdliyin, khususnya seluruh asosiasi pondok pesantren NU yang berada di bawah naungan RMI. ''Beliau adalah salah satu tokoh yang memelopori terbentuknya RMI,'' ujarnya.
RMI merupakan sayap organisasi NU yang membawahi pondok pesantren tersebut. Sebelum terbentuk RMI, pondok pesantren NU bernaung di bawah lembaga Ittihadul Ma'ahid. Namun dalam perkembangannya berubah menjadi RMI yang menaungi pondok pesantren hingga sekarang.
Mantan Ketua RMI Jawa Tengah ini mengatakan, latar belakang pendirian RMI itu tentunya tidak lepas dari keinginan agar kalangan pondok pesantren bersatu, mengingat persatuan pondok pesantren bisa menjadi upaya menuju persatuan Indonesia.