REPUBLIKA.CO.ID, Kapal perang angkatan laut, Israel membayangi kapal asal Libya yang mengirim bantuan bagi Gaza. Posisi kapal Israle siap melakukan blokadi sewaktu-waktu meski mereka masih belum yakin terhadap tujuan akhir kapal bantuan.
Pengorganisir pengiriman bantuan, Gadaffi Foundation mengungkapkan Kapal Almathea berbendara Moldova dituding Israel mengabaikan peringatan dari negara Yahudi itu untuk mengubah rute mereka. Sementara pejabat Israel mengatakan kapten setuju untuk mengubah halaun ke Mesir, namun kapal tidak dapat memutar akibat masalah mesin.
Amalthea bertolak meninggalkan Mesir pada Sabtu, 10 Juli dan dijadwalkan mencapai Gaza pada Rabu (14/7) ini. Upaya untuk memecah blokade Israel itu dilakukan enam pekan setelah sembilan aktivis kemanusiaan terbunuh ketika tentara Israel menyerang Mavi Marmara, kapal bantuan pertama untuk Gaza.
Pada Senin, seorang pejabat militer Israel menyatakan menemukan kesalahan di tingkat senior dalam pelaksanaan operasi yang memicu kemarahan internasiona. Namun, ia tetap membenarkan tindakan para tentara mengingat situasi membahayakan di lapangan.
Militer Israel mengumumkan bahwa pasukan AL mereka telah "meluncurkan persiapan dan aktivitas untuk menghentikan" Amalthea begitu kapal itu mendekati pantai Gaza pada Selasa (13/7) lalu. Tindakan dilakukan dengan proses identifikasi dan komunikasi dengan awak kapal.
Namun pejabat membantah mereka telah memperingatkan kapal untuk mengubah haluan pada tengah malam jika tak ingin diambil alih paksa. Alih-Alih, mereka menyatakan, kapten Amalthea memberi tahu mereka bahwa ia berencana menerima tawaran dari pemerintah Mesir untuk berlayar ke pelabuhan El Arish, di mana muatan akan dibongkar dan diturunkan untuk kemudian dibawa ke Gaza.
Tidak Bergerak.
Sementara itu seorang kru kapal, menginformasikan pada Radio Israel bahwa mesin utama mereka mengalami gangguan teknis dan mereka tidak tahu berapa lama waktu untuk perbaikan. Kabar itu dikonfirmasik oleh pejabat militer Israel, Rabu (14 Juli) yang mengatakan bahwa Amalthe berhenti bergerak dan saat ini tengah mengapung sekitar 100 km dari Mesir dan 120m dari Gaza.
Dari Yayasan Pengembangan dan Bantuan, Khadafi Internasional, sebagian besar sinyal komunikasi telah dikacau oleh Israel dan mereka berjalan lambat karena sejumlah kapal perang mengelilingi mereka.
"Kapten kapal dimintak kru perahu bersenjata untuk pergi ke El Arish, seraya menegaskan kapal tidak diizinkan masuk Gaza sama sekali," ujar yayasan yang dipimpin oleh putra pemimpin Libya, Muammar Libia.
Israel terus melakukan aktivitas diplomatik secara intens untuk membujuk kru agar tak mencoba memasuki wilayah perarian Gaza.
Amalthe, kankapal berdimensi panjang 92 meter, dinamai lagi dengan Al Amal (harapan) khusus untuk misi tersebut. Kapal itu diisi 2 ribu ton makana, miasnyak untuk memasak, obat-obatan, rumah prafebrikasi. Tak ketinggalan di dalam kapal terdapat pula 15 aktivis pro Palestina dan 12 anggota kru.
Selama beberapa minggu terakhir, Israel berupaya keras melobi PBB dan juga pemerintahan Yunani Moldova, untuk bersikap, menyoal motif dibalik para aktivis yang mereka pandang "dipertanyakan dan profvokatif,"
Selam tiga tahun terakhir, Israel telah menerapkan blokade ekonomi ketat di Jalur Gaza dan hanya mengizinkan bantuan kemanusiaan secara terbatas. Blokade tersebut dipandang sebagai "hukuman kolektif" karena menghasilkan krisis di kemanusiaan bagi 1,4 juta penduduk Gaza.