Jumat 16 Jul 2010 00:49 WIB

Cina Berisiko Hadapi Banjir Terburuk, Jepang Siaga

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING/MANILA--Hujan deras dan angin kencang melanda Asia Timur, Kamis (15/7) memaksa pihak berwenang Cina dan Jepang mengungsikan ratusan ribu orang dari rumah-rumah mereka. Kedua negara itu bersiaga menghadapi banjir terburuknya dalam beberapa tahun.

Di Flipina, aliran listrik untuk jutaan pelanggan di dan sekitar Manila, berangsur mulai pulih setelah Topan Conson menghantam ibu kota Filipina itu Selasa malam, menewaskan 23 orang dan belasan orang lainnya hilang. Badan Risiko Badai Tropis menurunkan tingkat topan itu menjadi badai tropis, Kamis. Tetapi biro cuaca Filipina mengatakan pihaknya memperkirakan topan itu akan meningkat kekuatannya ketika berada di Laut Cina Selatan dan menuju Cina selatan dan Vietnam utara.

Conson diperkirakan akan menghantam daratan Jumat malam, kata laman internet Risiko Badai Tropis. Topan dan badai tropis sering menghantam Filipina, Taiwan dan Jepang dalam pertengahan kedua setiap tahun dengan menghimpun kekuatan air hangat dari Samudra Pasifik atau Laut Cina Selatan sebelum biasanya melemah di daratan.

Kantor berita Jepang Kyodo mengatakan pemerintah-pemerintah lokal merekomendasikan sekitar 300.000 orang dievakuasi dari rumah-rumah mereka. Sementara Badan Meteorologi meramalkan hujan deras akibat sistem cuaca terpisah untuk daerah barat dan timur negara itu akan turun Kamis malam.

Gambar televisi menunjukkan beberapa rumah roboh setelah dihantam tanah longsor, sungai-sungai meluap dan mobil yang ditingglakan pemiliknya hampir seluruhnya tenggelam di jalan-jalan yang banjir. Pihak berwenang mengatakan dua orang tewas dan sejumlah lainnya hilang.

Cina tengah akan menghadapi banjir terburuk sejak tahun 1998, ketika ribuan orang tewas, sementara hujan terus mengguyur di hulu dan tengah sungai Yangtze.

"Kendatipun situasi di sungai Yangtze sekarang masih belum mencapai tingkat bahaya, keadaannya sangat membahayakan ," kata surat kabar China Daily mengutip pernyataan pejabat senior urusan banjir, Wang Jingguang.

"Jika hujan lebat menghantam daerah hulu Sungai Yangtze, ditambah dengan hujan di tengah dan hilir, banjir seperti yang terjadi tahun 1998 akan terulang kembali," tambah Wang. "Tidak ada alasan untuk skeptis karena Topan Conson yang akan memasuki wilayah itu akan menambah situasi lebih buruk dalam pengendalian banjir."

Banjir di Sungai Yangtze tahun 1998 menewaskan lebih dari 4.000 orang dan lebih dari 18 juta orang diungsikan, kata surat kabar itu. Sementara hujan yang melanda daerah luas China selatan tahun ini telah menewaskan 400 orang.

sumber : Ant
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement