REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG -- Sebanyak tujuh orang relawan BSMI (Bulan Sabit Merah Indonesia) bertolak menuju Jalur Gaza, Palestina, Ahad (18/7). Ketujuh orang tersebut menumpang pesawat Singapore Airlines yang dijadwalkan Take Off pada pukul 19.00 WIB.
Menurut Juru Bicara Tim Kemanusiaan BSMI, Sarprihanto, Keberangkatan tim kemanusiaan itu untuk memenuhi permintaan dari RUmah Sakit Shifa di Jalur Gaza untuk memberikan pelatihan bagi staf ICU di Rumah Sakit tersebut. Menurutnya, sebelum masuk ke Jalur Gaza, pihaknya akan menjemput para dokter Palestina yang saat ini telah berada di Rafah untuk segera keluar dari Gaza menuju Kota Kairo, Mesir.
"Mereka masih ditahan oleh imigrasi Mesir, karena tidak dapat menunjukkan visa belajar dari Indonesia," ucap Sarprihanto di Terminal Keberangkatan 2D Bandara Soekarno-Hatta.
Menurut Sarprihanto, semua dokumen yang terkait dengan dokter asal Palestina dilegalisir oleh KBRI agar pemerintah Mesir tahu bahwa benar sepuluh dokter tersebut mendapatkan beasiswa pendidikan dari BSMI untuk belajar di Indonesia.
Lebih lanjut Sarprihanto mengatakan, program bantuan beasiswa BSMI untuk dokter asal Palestina tersebut telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah dalam bentuk surat rekomendasi dari Kementerian Pendidikan Nasional RI dan Kementerian Kesehatan RI agar dapat mengikuti dan memperdalam pendidikan spesialisasi di bidang kedokteran di empat perguruan tinggi di Indonesia, yaitu UI, UGM, Universitas Brawijaya, dan Universitas Airlangga.
Selain menjemput para dokter Palestina, sambung Sarprihanto, BSMI akan memberikan sejumlah pelatihan medis kepada para staf ICU di Rumah Sakit Shifa, Jalur Gaza. Pelatihan ini merupakan permintaan dari kepala Dirjen Hubungan Internasional Departemen Kesehatan Palestina, Dr Medhaad Abbas. Menurut Sarprihanto, pelatihan yang akan diberikan meliputi bidang anastesi, bedah syaraf, urologi, mata dan orthopedi.