Selasa 20 Jul 2010 04:27 WIB

Kesenjangan Ekonomi Harus Jadi Perhatian

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kesenjangan ekonomi antara penduduk desa dan kota sudah memprihatinkan. Bahkan di kawasan Indonesia bagian barat tingkat kesenjangan antara desa dan kota diukur dari tingkat kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Produk Domestik Bruto nasional jauh melebihi kawasan Indonesia bagian timur.

Direktur Perkotaan Pedesaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Hayu Parasati, mengungkapkan tingginya kesenjangan di kawasan Indonesia barat tidak terlepas dari pembangunan infrastrukur yang tidak disertai dengan pembangunan desa. Ini menyebabkan aliran modal lebih banyak menuju perkotaan.

"Itulah sebabnya, kenapa tingkat kesenjangan antara kota dan desa banyak di wilayah Indonesia barat mencapai 227 persen (data terakhir 2009)," ujarnya dalam diskusi Masalah-Masalah dan Kebijakan Pembangunan Daerah Secara Nasional, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Senin (19/7). Angka ini lebih tinggi dari kawasan Indonesia timur yang tingkat kesenjangan hanya 171 persen.

Hayu memperkirakan jumlah penduduk kota pada tahun 2015 akan jauh lebih banyak dibandingkan dengan desa. Perbandingannya antara 56 persen dan 44 persen. Ironisanya, 80 persen wilayah Indonesia berada di perdesaan. "Harus ada upaya untuk mengatasi permasalah ini karena kita dituntut untuk bersaing," kilahnya.

Upaya itu, kata dia, dengan melakukan pembangunan pedesaan lintas sektor. Bagaimana membangun daya tarik desa dan menyusun standard pelayanan minimum. "Sebagian besar mereka yang tinggal di pedesaan berprofesi sebagai petani. Sedangkan kontribusi sektor pertanian bagi pertumbuhan ekonomi nasional masih sangat rendah, pada 2005 hanya 13 persen dan tahun 2009 meningkat menjadi 14 persen," paparnya.

Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suprayoga Hadi, mengungkapkan sejak adanya pemekaran, jumlah daerah tertinggal kembali meningkat menjadi 183 daerah. Padahal pemerintah telah mengurangi angka daerah tertinggal dari sebelumnya 199 menjadi 149.

"Antara tahun 2010 sampai dengan 2014 ini kita targetkan akan ada pengurangan 50 daerah tertinggal dari total 183 itu. Kita juga punya alternatif target positif yakni 70 daerah tertinggal bisa terentaskan," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement