REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Perdana Menteri Inggris David Cameron mendapat penjelasan tentang keadaan tentara di Afghanistan dalam kunjungan ke Pentagon pada Rabu, kata pejabat Amerika Serikat.
Dengan Menteri Pertahanan Robert Gates melakukan perjalanan di Asia, Cameron disambut Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat William Lynn ketika tiba di Pentagon pada pukul 09.30 (20.30 WIB). Cameron dan Lynn kemudian menuju "tangki", tempat terjamin tertutup dari pengawasan elektronik, saat perdana menteri itu mendapat penjelasan tentang peristiwa di Afghanistan, kata Terry Mitchell, jurubicara Pentagon.
PM Cameron dan Lynn mengadakan "pertemuan bermanfaat", yang berlangsung sekitar setengah jam, kata Mitchell. Sebelum kunjungan itu, Cameron singgah di pemakaman tentara Amerika Serikat Arlington, tempat ia meletakkan karangan bunga di "Makam tak dikenal" dalam upacara khidmat.
Cameron bertemu dengan Presiden Barack Obama di Gedung Putih pada Selasa. Perdana menteri itu mengatakan kepada radio Inggris BBC pada Rabu bahwa negaranya bisa mulai menurunkan jumlah tentaranya dari 9.500 saat ini di Afghanistan segera pada tahun depan jika pasukan setempat dapat mengambil alih kendali keamanan.
Sebagian besar pasukan Inggris di Afghanistan, berjumlah terbesar kedua setelah Amerika Serikat, berperang melawan pejuang Taliban dan melatih pasukan setempat di Helmand, propinsi bergolak di selatan. Sejumlah 324 tentara Inggris tewas di Afghanistan sejak gerakan dimulai pada 2001.
Cameron pada bulan lalu menyatakan ingin tentaranya mundur dari Afghanistan dalam lima tahun, tanpa menentukan jadwal waktu tepatnya. Pasukan Inggris akan menyerahkan pengawasan wilayah bergolak Samin, Helmand, kepada pasukan Amerika Serikat pada akhir tahun ini, kata Menteri Pertahanan Inggris Liam Fox pada pekan lalu.
Taliban, yang mengobarkan perang terhadap pasukan asing di Afghanistan, menyatakan pasukan Inggris ditarik akibat tekanan serangan pejuang. "Itu merupakan awal dari kekalahan pasukan Inggris di Afghanistan," kata juru bicara Taliban Yousuf Ahmadi, yang membacakan pernyataan Mullah Omar, pemimpin kelompok gerilya tersebut. "Kami mengalahkan mereka di Sangin. Mereka akan segera dikalahkan di wilayah lain Afghanistan," tambah Ahmadi melalui telepon dari tempat dirahasiakan.
Pasukan Inggris mengalami kekalahan terbesar di Sangin, tempat lebih dari 100 prajuritnya tewas di kota pasar itu dan daerah sekitarnya atau hampir sepertiga dari seluruh korban asal Inggris sejak tentara negara itu terlibat dalam perang di Afghanistan pada 2001. Pengumuman Inggris mengenai rencana penarikan pasukan itu disampaikan di tengah peningkatan jumlah prajurit asing tewas di Afghanistan.
Pemerintah gabungan baru di London menjadikan perang di Afghanistan kebijakan utama politik luar negerinya. Namun, dengan Inggris menghadapi kesulitan anggaran, pemerintah Perdana Menteri David Cameron ingin mengurangi biaya di Kementerian Pertahanan sampai sedikitnya 25 persen, meskipun telah berikrar menambah dukungan tentara.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.