Jumat 23 Jul 2010 22:08 WIB

Meminta Maaf, Obama Bujuk Staf yang Dituduh Rasis Kembali Bertugas

Shirley Sherrod, staf Departemen Pertanian yang difitnah rasis dan dipaksa mundur dari jabatannya.
Foto: MSNBC
Shirley Sherrod, staf Departemen Pertanian yang difitnah rasis dan dipaksa mundur dari jabatannya.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Presiden Barack Obama, pada 22 Juli lalu akhirnya menelepon staf federal, Shirley Sherrod untuk mengekspresikan 'penyesalan' mendalam atas pemecatannya di tengah isu rasial. Secara pribadi pula Obama meminta Sherrod untuk kembali.

Sherrod yang dipaksa mengundurkan diri pada Senin, pekan ini karena tudingan komentar rasis yang ia buat di pertemuan NAACP, diminta kesediannya untuk bergabung kembali dengan pemerintah federal dan mengubah "ketidakberuntungan" itu dalam kesempatan untuk menggunakan pengalaman hidupnya membantu orang.

Obama selama beberapa saat menjauh dari isu tersebut menyusul penghentian Sherrod dari Departemen Pertanian setelah sebuah blog konservatif memosting klip video wanita Afrika-Amerika itu berkomentar dan dipotretkan rasis. Namun menjadi jelas bahwa pidato yang dilontarkan Sherrod dalam rangka mengadvokasi rekonsiliasi, bukan rasisme, demikian menurut Menteri Pertanian, Tom Vilsack, meminta maaf padanya seraya menawarkan pekerjaan baru.

Kamis pagi, Obama berbicara langsung dengan Sherrod lewat telepon dan presiden berharap ia menerima tawaran posisi baru dari Departemn Pertanian. Sementara Sherrod mengatakan ia belum memutuskan apakah ia harus menerima undangan untuk kembali. Namun, ia menyatakan menerima permintaan maaf itu.

Dalam sebuah cuplikan wawancara yang ditayangkan ABC News, Kamis, Obama berkata Vilsack mungkin terlalu cepat mengambil keputusan menghentikan Sherrod. "Ia langsung mengambil senjata, khususnya karena kini kita hidup di media budaya ketika sesuatu terjadi di YouTubne atau blog maka orang-orang sudah panik," ujarnya.

sumber : msnbc
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement