Senin 26 Jul 2010 18:01 WIB

Pilkada Depok Gagal Munculkan Figur Baru

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Mantan bakal calon wakil wali kota Depok, PDIP, Ali Fahmi Al-Habsyi mengatakan pilkada Depok gagal memunculkan figur baru, karena elit politisi muda masih tidak percaya diri merumuskan gerbong baru yang ditawarkan kepada masyarakat Depok.

"Saya membaca romantisme pertarungan tahun 2005 akan terulang lagi dalam pilkada ini. Figur lama pilkada 2005 akan kembali "menjajal hoki-nya" sebagai wali kota dalam pilkada sekarang," kata Ali Fahmi, di Depok, Minggu.

Keempat pasangan tersebut yang telah resmi mendaftar ke KPU Kota Depok adalah Yuyun Wira Saputra-Pradi Supriatna (Yudistira), Gagah Sunu Sumantri-Derry Drajat, Badrul Kamal-Supriyanto (BK-Pri) dan Nurmahmudi Ismail-Idris Abdul Shomad (Nur Berkhidmad).

Ia mengatakan jika mengunakan bahasa Bung Karno tahun 60-an Nefo and old nefo yang menampilkan citra new fashion (selera baru) ditengah-tengah tawaran munculnya kandidat old fashion (selera lama)."Yang dibutuhkan PDI-P sekarang bukan sekedar rekemondasi, tapi kebersamaan dan soliditas yang memunculkan militansi untuk mencapai kemenangan," katanya.

Ali Fahmi mengatakan dirinya dipanggil DPP PDIP untuk memberikan analisa-analisa peta kekuatan di Depok berdasarkan demografi politik. Menurut dia, masyarakat Depok 60 persen merupakan penglaju (berangkat pagi pulang malam) dan banyaknya migrasi pasangan-pasangan muda pemilih "berpendidikan" yang tinggal di perumahan-perumahan Depok 5 tahun terakhir.

Kedua, realitas di Depok munculnya "titik didih" Golkar dan Demokrat, dan PDI-P yang tercerai-berai. Ketiga, pertarungan pilkada terfokus pada 3 (tiga) kutub Old Fashion yang tampil kembali, maka menjaga soliditas diperlukan adanya "operasi by pass" untuk menurunkan "titik didih"."Yang menarik bagi pemilih adalah menggabungkan figure dan koalisi kekuatan partai tengah parlemen menjadi kekuatan sigfinikan," jelasnya.

Untuk itu kata Ali Fahmi atas pertimbangan keluarga dan demi kebesaran partai minggu lalu secara resmi saya memutuskan mundur sebagai bakal calon wakil wali kota Depok dari PDIP Perjuangan, sejak minggu lalu."Mudurnya saya untuk memberi ruang yang luas bagi para kandidat balon wali kota dan wakil wali kota untuk melakukan analisa diri dan politik lebih jernih, akselerasi, kompromi dan komunikasi," katanya.

Dikatakannya setelah mundurnya saya, DPP menunggu kompromi-kompromi para kandidit tersebut. Tapi semua tergantung dari kemauan, kemampuan, dan jam terbang para balon dalam membaca situasi realita, menganalisa kekuatan dan bermanuver politik."Saya pribadi memutuskan kembali ke-'laptop' dalam keseharian saya sebagai analis saham dan investasi untuk beberapa lembaga keuangan," kata mantan caleg nomor 1 DPR RI tersebut.

Ia mengharapkan gaya berpolitik "tiang listrik" tidak digunakan, mereka harus luwes dan dapat membedakan lawan taktis atau strategis dan "teman taktis-strategis" baik dalam level mendapatkan rekomendasi maupun dalam level pertarungan di pilkada Oktober nanti," katanya.

sumber : ant
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement