REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Jajaran TNI AL Komando Armada Timur (Armatim), Senin (26/7), akhirnya mengaramkan KRI Bogia-825 yang terbakar, Minggu (25/7) malam, karena lebih dari 50 persen kondisinya habis dilalap si jago merah.
"KRI Bogia, kapal jenis patroli tersebut, ditenggelamkan setelah kami kandaskan di dermaga perairan Armada Timur (Armtim), Tanjung Perak, tepat di lokasi kejadian," ujar Kepala Sub Dinas Penerangan Armatim, Mayor Kariono, Senin.
Setelah satu kapal terbakar, otomatis mengurangi satu kekuatan TNI AL dalam menjaga keamanan di laut. Hanya saja, kata Kariono, akibat kejadian tersebut tidak mempengaruhi peningkatan keamanan dan penjagaan.
"Yang terbakar memang kapal milik kesatuan kapal patroli Bogia, tapi pengamanan dan penjagaan laut masih banyak kapal patroli lainnya," ujarnya "Jadi, kejadian ini tidak mempengaruhi kinerja TNI AL," kata dia.
Terkait dugaan penyebab kebakaran, pihaknya menduga kebakaran disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik di dalam kapal. Namun, lanjut dia, belum ada kepastian dari mana api pertama kali muncul. "Dugaan sementara karena hubungan pendek arus listrik. Tapi dari mana awal api masih belum ada kepastian," tutur Kariono.
Disinggung tindak lanjut TNI AL usai kejadian ini, ia mengaku belum ada tindakan dan langkah apapun. Ia menuturkan Armatim hanya menerima perintah agar kapal dikandaskan di laut. "Belum ada perintah lagi dari pimpinan, semua masih biasa - biasa saja," jelas dia.
Seperti diberitakan, KRI Boiga bernomer lambung 825 milik TNI AL, Minggu (25/7) malam, terbakar di Dermaga Ujung, Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Sekitar tujuh unit mobil pemadam kebakaran berusaha memadamkan kobaran api yang diduga menyambar kapal patroli itu sejak pukul 19.30 WIB.
Sekitar dua jam kemudian, api dapat dipadamkan, namun 50 persen bagian kapal sudah miring tenggelam ke laut, yakni bagian buritan dan lambung kiri dari kapal itu, sehingga menyisakan sisi kanan saja. "Kondisinya 50 persen tenggelam. Beruntung tidak ada korban jiwa, namun penyebabnya juga belum dapat dipastikan," kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Dinas PMK Surabaya Ari Bekti Iswanto.