REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD--Seorang pengebom bunuh diri meledakkan sebuah kendaraan dekat kantor stasiun televisi Al Arabiya Baghdad. Serangan itu menewaskan setidaknya tiga orang, Senin (26/7), hanya sebulan setelah para pejabat memperingatkan jaringan televisi yang dibiayai Arab Saudi akan ancaman-ancaman serangan kelompok perlawanan.
Pengebom itu menyerang sekitar pukul 09:00 waktu setempat (13:00 WIB) di depan kantor stasiun televisi tersebut di pusat kota Baghdad. Selain merenggut tiga nyawa ledakan juga mencederai 16 orang, kata seorang pejabat kementerian dalam negeri, dan menimbulkan asap tebal di udara yang dapat dilihat dari lokasi sejauh tujuh kilometer.
"Kantor itu rusak parah dan sebuah lobang menganga di depannya," kata seorang staf Al Arabiya kepada AFP, tanpa bersedia disebut namanya. Wartawan itu menambahkan mereka yang tewas termasuk dua petugas keamanan dan seorang asisten wanita di kantor itu.
Al Arabiya menutup kantornya di Baghdad, Juni, karena ada peringatan-peringatan pemerintah akan ancaman serangan kelompok perlawanan. "Sumber-sumber kementerian dalam negeri mengemukakan kepada kami mereka mendapat informasi bahwa kelompok-kelompok garis keras sedang mengawasi biro itu untuk mempersiapkan satu serangan," kata seorang wartawan Al Arabiya kepada AFP. "Pihak manajemen meminta semua staf--yakni wartawan dan teknisi--tidak masuk kantor."
Jaringan televisi Arab raya itu kerap mendapat serangan kelompok garis keras Sunni atau tekanan dari pemerintah Irak yang dipimpin kelompok Syiah. Pada September 2008, kepala kantor biro Baghdad, Jawad Hattab, lolos dri pembunuhan setelah menemukan sebuah bom dekat mobilnya sebelum diledakkan melalui alat pengendali dari jarak jauh.
Pada Oktober 2006, sebuah bom mobil yang ditargetkan pada kantor biro stasiun televisi itu meledak dan menewaskan tujuh orang serta mencederai 20 lainnya. Kemudian pada Februari 2006, pembawa acara Al Arabiya. Anwar Bahjat dan dua rekannya diculik dan dibunuh di kota Samarta yang dihuni banyak warga Sunni, di utara Baghdad ketika mereka meliput ledakan bom di sebuah masjid Syiah. Sebuah serangan yang diklaim Al Qaida dan menyeret negara itu dalam konflik yang berdarah.