Selasa 27 Jul 2010 06:03 WIB

Hampir Semua Ekspor Sektor Industri Turun

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—-Ekspor industri nasional mengalami penurunan sepanjang 2009. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, ekspor industri nasional 2009 turun sekitar 20 persen dibanding 2008. Sebenarnya, perkembangan ekspor total indistri nasional selama 2004-2008 mengalami pertumbuhan sebesar 48,13 persen.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Dedi Mulyadi, mengutarakan semua sektor industri selama 2009 mengalami penurunan ekspor kecuali pengolahan timah, alat angkut, kertas, sepatu, dan pupuk.

Dedy menjelaskan, meski terjadi penurunan ekspor namun ini belum menunjukkan adanya deindustrialisasi. "Gejala indikasi deindustrialisasi ada pada sektor hasil hutan. Hal ini karena sektor tersebut mengalami penurunan terus. Tapi, industri makanan dan minuman, alat angkut, kertas, sepatu, pupuk akan tumbuh," kilah Dedi.

 

Dedy mengutarakan, Indonesia saat ini belum mengalami deindustrialisasi secara penuh. Kondisi deindustrilisasi hanya menimpa sebagian kecil dari industri dalam negeri. Untuk itu, Kemenperin akan mengupayakan reindustrialisasi agar mencegah terjadinya deindustrialisasi secara penuh.

Belum terjadinya deindutrialisasi di Indonesia juga terlihat dari banyaknya tenaga kerja yang terserap sepanjang tahun 2004-2009. Dalam kurun waktu lima tahun tersebut, tercatat sebanyak 1,5 juta tenaga kerja yang terserap. Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Juli 2010, jumlah penduduk yang bekerja di sektor industri sebesar 12,19 juta orang pada Februari 2008, lalu 12,24 juta orang pada Agustus 2008, kemudian 12,08 juta orang pada Februari 2009, dan sekitar 12,15 juta orang pada Februari 2010.

"Hal ini menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja di sektor industri dari tahun 2008 sampai Februari 2010 relatif stabil. Sedangkan nilai ekspor dari Januari sampai April 2010 mengalami kenaikan sebesar 43,87 persen," ujar Dedi.

Adapun salah satu langkah reindustrialisasi yang akan dilakukan, yaitu mengutamakan penggunaan energi bagi industri dala negeri. Dengan begitu, tidak perlu mengekspor energi ke luar negeri. “Kami melakukan reindustrialisasi dengan menggunakan energi untuk kepentingan indsutri nasional, dan melakukan sinergitas,” ujar Dedi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement