REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Otopsi yang sudah dilakukan terhadap jenazah wartawan Kompas, M Syaifullah, masih akan terus dilanjutkan oleh Polri. Organ dalam milik eks Kepala Biro Balikpapan Harian Kompas tersebut pun akan dibawa ke Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri cabang Surabaya untuk diteliti.
"Organ akan dibawa ke laboratorium baik terhadap makanannya berupa vitamin, obat-obatan, dan makanan yang ditemukan di sana," ujar Kepala Bidang Penerangan Umum Polri, Kombes Pol Marwoto Soeto kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/7).
Marwoto mencontohkan, organ dalam yang diotopsi adalah limpa, jantung, dan organ lainnya yang mungkin dapat menjelaskan apa penyebab kematian Syaifullah. Soal adanya bekas lebam di beberapa bagian tubuh almarhum, Marwoto mengatakan bekas itu adalah hal yang biasa. "Biasa itu. Kalau Anda berbaring itu ada tekanan-tekanan. Tapi enam jam kemudian akan hilang," ungkapnya.
Marwoto pun memastikan, polres setempat sudah memeriksa saksi-saksi yang menemui almarhum sebelum kematiannya, termasuk, keluarga almarhum. Menurut Kapolres Balikpapan, AKBP Aji Rofik, saksi yang dimintai keterangan antara lain Wahyu dan Tri Widodo, dua rekan Syaifullah yang pertama kali menemukan korban tewas serta dua petugas keamanan Perumahan Balikpapan Baru.