Rabu 28 Jul 2010 04:00 WIB

Jusuf Kalla Siapkan Pidato Soal Martabat Bangsa

Rep: c22/ Red: irf
Jusuf Kalla
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Akademi Jakarta petang ini menggelar kuliah yang menghadirkan Jusuf Kalla (JK) sebagai pembicara. Rencananya, pidato kebudayaan ini akan digelar di Theater Kecil Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat mulai pukul 19.00 WIB. Pidato itu bertema 'Membangun Kembali Martabat Bangsa'.

Sekretariat Akademi Jakarta, Abu Hasan mengatakan kuliah ini sudah kali ketiga dilakukan. Topik yang diberikan pun tak dibatasi. Pembicara bisa seluas-luasnya membahas tentang konsep pemikirannya terhadap Indonesia.

Pada 2007, Akademi Jakarta menunjuk KPH Hubert Emmanuel Harimurti Kridalaksana, pakar Sastra Indonesia dan Ignas Kleden, seorang Sosiolog asal Flores sebagai pembicara. Mereka membicarakan tentang bahasa dan sastra dari karya Sutan Takdir Alisjahbana (STA). Pada 2008, giliran Rosihan Anwar, wartawan senior yang membahas tentang peran STA dalam pembangunan negara Indonesia di masa lalu.

Kali ini, Jusuf Kalla yang diminta untuk memberikan materi. “Materi yang dipilih akan menyoroti kekinian Indonesia,” kata Abu Hasan saat dihubungi. JK, lanjut Abu akan membicarakan keadaan Indonesia di masa sekarang yang harga dirinya mulai meluntur. “Bahasannya seputar keprihatinan terhadap keadaan Indonesia sekarang,” katanya. Dengan kata lain, JK akan membicarakan kesadaran masyarakat Indonesia tentang kebangsaannya.

Menunjuk JK sebagai pembicara dalam perhelatan ini bukan tanpa alasan. Akademi Jakarta memilih JK karena dianggap cukup kritis dalam menyampaikan gagasannya. Menurutnya, meski sudah tak menduduki jajaran birokrasi, JK tidak mengalami postpower syndrom.

Melihat kondisi Indonesia yang sekarang, Abu Hasan menilai perlu orang-orang yang memiliki pandangan visioner dan tidak tertarik pada satu bidang tertentu seperti ekonomi atau politik saja. “Bukan lagi wawasan yang terkotak-kotak tetapi tentang Indonesia secara keseluruhan,” katanya.

Ia membantah penujukkan JK sebagai pembicara berbau politis. Abu Hasan lebih memandangnya sebagai hal yang bersifat budaya. Apalagi, Akademi Jakarta berdiri untuk memfokuskan diri pada hal yang sifatnya seni dan budaya. Anggotanya pun merupakan seniman atau budayawan yang sudah berprestasi pada bidangnya, yang bermutu dan juga merupakan pemikir kebudayaan secara umum.

Dalam hubungannya dengan pemerintah, Akademi Jakarta merupakan Dewan Penasihat bagi Gubernur DKI Jakarta bidang seni dan budaya. Berkaitan dengan tugasnya, Akademi Jakarta memberikan pertimbangan serta nasihat, diminta atau tidak, kepada Gubernur DKI Jakarta mengenai hal-hal yang berkenaan dengan pengarahan dan pemikiran dasar kebudayaan Indonesia dalam arti yang seluas-luasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement