REPUBLIKA.CO.ID,Amerika Serikat mengatakan akan melancarkan penyelidikan untuk menemukan siapa yang membocorkan ribuan dokumen rahasia mengenai perang di Afghanistan dalam 6 tahun terakhir, salah satu pelanggaran keamanan terbesar dalam sejarah militer Amerika.
Seorang jurubicara departemen pertahanan Amerika Geoff Morrell mengatakan hari Senin militer akan melakukan apa yang diperlukan untuk menentukan siapa yang bertanggung-jawab atas pembocoran informasi itu.
Seorang lagi pejabat Amerika mengatakan akan memakan waktu beberapa hari kalau bukan beberapa minggu bagi militer untuk menentukan bagaimana dampak ke-76 ribu dokumen rahasia itu yang dipublikasikan online oleh situs Wikileaks terhadap kehidupan tentara Amerika dan mitra-mitra koalisinya. Para pejabat menyadari kemungkinan masih akan ada lagi pembocoran menyusul.
Wikileaks mengatakan pihaknya mempunyai lebih dari 91 ribu dokumen rahasia, termasuk rincian korban sipil yang dituduh diakibatkan pasukan asing yang menyerbu tempat-tempat pemberontak. Dokumen itu juga mengklaim bahwa dinas intelijens Pakistan membantu pemberontak Afghanistan.
Pendiri Wikileaks Julian Assange mengatakan kepada wartawan di London hari Senin ia yakin adanya indikasi kejahatan perang dalam bahan itu, tetapi pengadilanlah yang menentukan apakah kejahatan demikian telah dilakukan.