REPUBLIKA.CO.ID, Washington--Presiden AS Barack Obama pada hari Selasa berusaha untuk mengendalikan aneka rumors menyangkut dokumen rahasia perang Afghanistan yang bocor. Ia menyatakan prihatin dengan pengungkapan itu tapi menyebut hanya sedikit informasi yang baru dalam dokumen itu.
"Sementara aku khawatir tentang keterbukaan informasi sensitif dari medan perang yang berpotensi membahayakan individu atau operasi, kenyataannya, dokumen-dokumen ini tidak mengungkapkan masalah apapun yang belum memberitahu debat publik kita di Afganistan," kata Obama wartawan setelah bertemu dengan para pemimpin Kongres.
Bahkan, ia menjadikan momen bocornya dokumen itu untuk "menodong" kongres mengucurkan dana tambahan bagi pembiayaan perang. Obama menegaskan kebocoran menggarisbawahi kebutuhan untuk membuat pendekatan baru dan mendesak Kongres untuk menyetujui dana tambahan penting bagi upaya perang.
Dokumen-dokumen, yang dipublikasi oleh situs WikiLeaks berisi detail tuduhan bahwa pasukan AS berusaha menutupi kematian warga sipil serta kekhawatiran AS bahwa Taliban Pakistan dibantu diam-diam karena mengambil miliaran dolar dalam bantuan AS.
Obama mengatakan laporan "menunjuk pada tantangan yang sama yang membawa saya untuk melakukan tinjauan ekstensif dari kebijakan kami musim gugur yang lalu."
"Selama tujuh tahun, kami gagal menerapkan strategi cukup untuk tantangan di wilayah ini, wilayah dari mana serangan 9 / 11 dan serangan lain yang dilancarkan untuk melawan Amerika Serikat dan sekutunya telah direncanakan," kata Obama.
Angkatan Darat Amerika Serikat membuka penyelidikan kriminal Selasa atas kebocoran itu. Pentagon mengatakan, seorang prajurit dipenjarakan sebagai "orang yang berkepentingan." Bradley Manning, orang itu, kini tengah menunggu untuk diadili.