Rabu 28 Jul 2010 02:09 WIB

Cina Larang 'Parade Hina' Tersangka Kriminal

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Cina akan mengakhiri praktek penghinaan tersangka kriminal di muka umum, demikian menurut Harian Rakyat pada Selasa, (27/7) setelah banyak komentator mendukung satu kasus seorang PSK melalui internet. Selama ini sudah menjadi budaya di Cina untuk menghina pelaku kejahatan dengan menggiringnya berparade di jalanan.

Seorang juru bicara di Biro Keamanan Publik di pusat propinsi Henan telah mengkonfirmasi pelarangan dari praktek yang lama digunakan oleh para pejabat penegak hukum lokal. Meski pelarangan dimaksudkan pada semua tersangka, "parade hina" paling biasa dilakukan dalam pemberantasan berkala terhadap prostitusi.

Aktifis dunia maya melancarkan sebuah kampanye untuk menghentikan parade pada bulan ini setelah foto seorang tersangka PSK terlihat tanpa alas kaki, diborgol dan dibaris dengan sebuah tali di sebuah jalan di Dongguan di selatan propinsi Guangdong. Pengguna internet mengekspresikan kemarahan akan aksi memalukan dan mendesak perasaan simpati terhadap pekerja seks, demikian menurut Mop.cpm, sebuah situs forum populer.

"Mereka tidak akan menjadi prostitusi bila mereka tidak harus menyokong adik mereka untuk menyelesaikan sekolahnya di kampung halaman mereka," kata komentator dalam forum tersebut bernama "388943". "Saya kenal pekerja seks yang menyumbangkan ratusan yuan ke bencana gempa bumi Sishuan pada 2008. Mereka juga manusia. Dimana kehormatan mereka? Bagaimana dengan hak asasi manusia?" ujar komentar lainnya.

Tidak ada data statistik resmi untuk pekerja seks, tetapi penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar empat juta orang bekerja sebagai PSK di negeri tirai bambu itu. Prostitusi merupakan kegiatan terlarang dan merupakan topik yang tabu yang mendapat liputan minim dalam media dalam negeri, kecuali pada penggerebekan tahunan.

Empat tahun lalu, sekitar 100 prostitusi telah dipaksa berjalan dihadapan kerumunan yang mengejek mereka di Shenzhen, kota maju di propinsi Guangdong. Parade jalan kaki tersebut disiarkan di televisi sekaligus menjadi alat pengumuman upaya pemerintah dalam melawan meningkatnya perdagangan seks.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement