REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Meninggalnya Hj Fira Beranata --istri Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin-- memang terasa mendadak. Meski begitu, Din tampak tegar saat menerima tamu yang bertakziah di rumahnya, Kamis (29/7).
Fira wafat Kamis (29/7) sekitar pukul 10.00 dan meninggalkan tiga orang anak: Farazandy Fidinansyah, Mihra Dildari, dan Fiardhi Farzanggi. Jenazah dimakamkan di Tanah Kusir.
Bahkan Din kemarin sempat dua kali mengimami shalat jenazah istrinya. Yang pertama, ketika shalat jenazah dilakuan dengan jamaah antara lain Jusuf Kalla, Fahmi Idris, dan Surya Paloh. Mereka meminta Din yang langsung menjadi imam. Din kemudian menjadi imam kembali ketika ketiga putranya, termasuk yang baru tiba dari Yogyakarta, melakukan shalat jenazah.
Sejumlah pejabat dan mantan pejabat serta tokoh nasional tampak melayat di rumah duka. Terihat Wakil Ketua MPR, Lukman Saifuddin Zuhri, mantan wakil presiden Jusuf Kalla yang datang bersama istri, mantan ketua MPR, Amien Rais, mantan menteri keuangan Fuad Bawazier, mantan menteri perindustrian Fahmi Idris, mantan menegpora Adhyaksa Dault, mantan mensesneg, Yusril Ihza Mahendra, mantan Wakil Ketua MPR, AM Fatwa, ketua umum Nasional Demokrat Surya Paloh, pengusaha Sofyan Wanandi serta puluhan artis yang bergabung dalam jamaah pengajian Orbit Lintas Profesi.
Dari kalangan ulama, tampak hadir ketua MUI Pusat KH Amidhan, Prof Dr Huzaimah T Yanggo, ketua umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Ustadz Syuhada Bahri, Ustadz Bachtiar Natsir, tokoh Nahdlatul Ulama yang juga mantan anggota DPR RI Slamet Efendi Yusuf, serta sejumlah pengurus PP Muhammadiyah seperti Dr Anwar Abbas, Hajriyanto Tohari dan lainnya.
Meninggalnya Uni Fira, begitu almarhumah akrab disapa di kalangan jamaah Pengajian Orbit Lintas Profesi yang saban Kamis malam mengadakan pengajian di kediamannya di Pejaten Elok Blok F2 Jalan Amil Warung Buncit Jakarta Selatan, mengagetkan banyak orang. Prof Dr Huzaimah T Yanggo, guru besar Universitas Islam Negeri yang juga salah satu ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, sangat terkejut. Padahal, sehari sebelumnya --pada penutupan Munas MUI di sebuah hotel di Jakarta-- Fira masih sempat berbicara dengannya.
Din bercerita, istrinya hampir tidak pernah diopname. Hanya berobat karena mengidap darah tinggi. Sebenarnya diagnosa jantungnya juga seama ini tidak mengkhawatirkan. Lima hari terakhir hampir selalu bersama Din setiap hari karena ikut mendampingi di Hotel Queen Plaza, tempat musyawarah MUI berlangsung.
Din menuturkan, sampai kemarin sore tidak ada keluhan apa-apa. Begitu juga malam harinya. Din sempat bercengkrama pagi tadi dan melihat televisi.
"Dia sempat menyediakan kopi dan makan bubur dan tidak ada tanda apa-apa. Sekitar pukul 10.00, dia tampak batuk-batuk. Saya sempat menolongnya, kemudian dia masuk ke kamar mandi dan masih batuk-batuk. Ia agak mengeluh dan saya jemput di kamar mandi dan saya baringkan. Ia masih mengeluh. Saya berusaha menghubungi sejumlah dokter minta ambulans. Ketika datang ambulans, dinyatakan istri saya tidak tertolong. Memang singkat sekali. Tapi saya sempat membimbingnya mengucapkan laa ilaaha illallah,'' ungkap Din.