REPUBLIKA.CO.ID, AMBON--Sumber kekayaan laut di provinsi Maluku belum secara optimal dikembangkan. Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, menjelaskan saat ini potensi ikan di Provinsi Maluku yang bisa dihasilkan sekitar 1,6 juta ton per tahun.
''Saat ini dari potensi 1,6 juta ton yang baru bisa diambil hanya sekitar 300 ribu ton per tahunnya,'' kata Fadel saat membuka acara Sea Food Fish Product Expo & Maluku Expo sebagai bagian acara Sail Banda 2010 di Lapangan Merdeka, Ambon, Maluku, Sabtu (31/7).
Untuk itu, kata Fadel, pemerintah akan membentuk tim kecil untuk memulai program dalam rangka menjadikan ikan sebagai komoditi utama Maluku. Untuk menunjang hal itu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan merevitalisasi seluruh pelabuhan iakn yang ada di Maluku yang saat ini jumlahnya ada 12 pelabuhan ikan.
Pelabuhan-pelabuhan ikan tersebut dibangun oleh KKP. ''Kita berikan kesempatan kepada pihak swasta untuk kerja sama tanpa dikenai retribusi supaya gampang menyatu di sana,'' kata Fadel.
Para investor tersebut kata Fadel, dipersilakan untuk memanfaatkan pelabuhan ikan yang ada di Maluku. ''Mereka bisa membangun pengolahan di sana supaya ada satu kaitan ekonomi di Maluku terutama industri ikan,'' kata Fadel.
Kebijakan ini dilakukan, kata Fadel, agar sumber daya kelautan Maluku bisa langsung diolah dengan industri. Ia menyarankan agar produk perikanan tak begitu saja langsung diekspor tapi diolah terlebih dulu di industri.
Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, menyatakan saat ini Maluku tengah memfokuskan diri dalam pengembangan sumber daya alam lokal kelautan dan perikanan. Pemprov Malukku ingin menjadikan sumber daya kelautan dan perikanan ini sebagai sektor unggulan serta penggerak utama ekonomi di Maluku,'' kata Karel.