REPUBLIKA.CO.ID,AMBON--Rawannya wilayah Ambon terkena bencana alam akibat dampak perubahan iklim, membuat pemerintah melakukan berbagai upaya antisipasi. Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Syamsul Ma’arif, menyatakan dengan kondisi seperti itu sangat penting untuk menyiapkan masyarakat Kota Ambon agar siap menghadapi bencana dan dampak perubahan iklim.
Syamsul menyatakan, berdasarkan Peta Indeks Rawan Bencana yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kota Ambon dan Maluku Tengah merupakan kawasan dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di Provinsi Maluku. ''Dari sekitar 32 kejadian gempa bumi yang menimpa Maluku sejak tahun 1830, 13 di antaranya terjadi di Pulau Ambon. Ambon juga mengalami 3 dari 8 kali tsunami yang pernah menghantam Maluku,'' paparnya pada acara Kampanye Mitigasi Bencana di Lapangan Merdeka, Ambon.
Kondisi rawan gempa di Pulau Ambon, kata Syamsul, diakibatkan banyaknya zona garis patahan yang melintasinya. Menurutnya, setidaknya terdapat sepuluh zona garis patahan, tiga di antaranya berada pada daerah pemukiman padat penduduk. ''Selain gempa tektonik yang diakibatkan oleh patahan, gempa vulkanik yang ditimbulkan letusan gunung berapi juga rawan melanda Ambon,'' jelasnya.
Di wilayah kepulauan Maluku sendiri terdapat sembilan gunung api yang cukup aktif, tiga diantaranya berada di dasar laut. Sementara itu pada acara yang masih dalam rangkaian kegiatan Sail Banda 2010 tersebut, KKP menyerahkan bantuan paket mitigasi bencana kepada Pemda Ambon. Mitigasi kata Syamsul merupakan proses panjang sebagai upaya preventif untuk meminimalkan dampak negatif bencana.