Selasa 03 Aug 2010 06:28 WIB

Masyarakat Banda Minta Frekuensi Transportasi Ditingkatkan

Rep: ikh/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,AMBON--Masyarakat Banda di Kabupaten Maluku Tengah berharap pemerintah pusat bisa meningkatkan frekuensi transportasi dari dan ke Banda. Peningkatan frekuensi transportasi itu bisa diterapkan pada jalur laut maupun udara. Selain untuk meningkat pertumbuhan ekonomi, penting juga untuk membuka akses pariwisata.

Permintaan itu disampaikan Bupati Maluku Tengah Abdullah Tuasikal kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui sambungan telekonferensi, Senin (2/8). Presiden berada di kediaman Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, Ambon. Sementara, Abdullah berada di Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah bersama sejarawan Des Alwi, para tokoh masyarakat, dan 12 raja di Banda.

Presiden didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan 10 menteri, beberapa di antaranya Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, Menko Kesra Agung Laksono, dan Menko Polhukam Djoko Suyanto. "Diharapkan ada transportasi menuju Banda," kata Abdullah.

Hal sama disampaikan salah satu tokoh masyarakat Banda, Ismail Hasan, bahwa transportasi laut yang dilayani PT Pelni menuju Banda hanya dua kali dalam satu bulan. Jalur laut yang diharapkan meningkat frekuensinya itu tidak hanya ke Banda, tapi ke Ambon dan Masohi.

Sementara, Rektor Sekolah Tinggi Perikanan Hatta-Sjahrir Banda, Prof Hamadi mengatakan, acara Sail Banda 2010 merupakan momentum pembangunan Banda yang telah berabad-abad hilang. "Kami harap Bapak Presiden meningkatkan status Banda menjadi kawasan ekonomi khusus. Banda pernah menjadi ibukota provinsi, lalu keresidenan, namun setelah merdeka justru menjadi kecamatan," kata Hamadi.

Menanggapi hal itu, Presiden mengatakan, Menteri Perhubungan Freddy Numberi sudah diinstruksikan agar berlayar satu kali sepekan ke Banda. Mendengar janji Presiden itu, masyarakat Banda yang sedang berkumpul di kecamatan Banda itu langsung bertepuk tangan. Sementara, Presiden belum bisa memberi janji mewujudkan peningkatan intensitas penerbangan ke Banda.

"Saya minta dikaji dengan cepat, saya tidak berjanji seminggu empat penerbangan, tapi saya minta Menteri Perhubungan, berapa yang bisa dipenuhi, berapa penerbangan ke Banda," kata Presiden. Untuk memajukan pariwisata, Menbudpar Jero Wacik juga diinstruksikan membangun pariwisata alam dan budaya. Hal itu karena Banda memiliki potensi wisata laut sekaligus warisan sejarah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement