REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI--Kendati pemerintahan Turki mulai mengarah lebih islami, bukan berarti semua rakyat mau mengikuti. Simbol-simbol sekularisme terkait bapak bangsa Turki, Mustafa Kemal Atataurk, tidaklah luntur. Bahkan sebagian masyarakat Turki yang sekular tengah keranjingan dengn tato berbentuk tanda tangan Mustafa Kemal Ataturk.
"Tato berupa tandatangan Ataturk kian populer, terutama dikalangan muda Turki," ungkap Murat Arti, seniman tato di Istanbul kepada harian National yang bermarkas di, Dubai, UEA, Rabu (4/8). Murat menyebut tren tato Ataturk memang menjadi salah satu upaya sebagian masyarakat Turki sekuler untuk mengembalikan kekaguman rakyat terhadap Ataturk. Tak hanya itu, menurut dia, gerakan kalangan sekuler mengembalikan Ataturk sebagai panutan juga bagian dari isu tandingan dari pelaksanaan referendum yang akan digelar Juni tahun depan.
Usulan referendum sedang diajukan Partai Keadilan dan Pembanguna (AKP) pimpinan Tayyip Erdogan untuk mengamandemen konstitusi. Mengantisipasi usulan itu, kalangan oposisi yang sekuler bereaksi cepat demi mencegah masyarakat Turki memilih "ya".
Bila referendum melenggang dengan hasil mulus seperti diharapkan AKP, partai akan berkuasa lebih atas Mahkamah Konstitusi dan Dewan Tertinggi Hakim dan Jaksa. Referendum juga diduga sebagai konsolidasi AKP menuju puncak kekuasaan di Turki.
Isu lain yang tak kalah panas adalah rencana AKP mengubah Turki menjadi republik Islam. Rencana itu membuat kalangan sekuler menilai Erdorgan mengkhianati bangsa Turki dengan menelanjangi 'Ataturk'. "Seperti halnya di Iran, mereka telah menggulingan Shah yang sekuler menjadi republika Islam Iran dan cenderung konservatif. AKP mencoba melakukan hal yang sama di Turki," kata Murat.
Sebagian masyarakat Turki menyambut baik gerakan tato. Menurut mereka, Ataturk ialah sosok yang telah mengubah wajah Turki menjadi lebih baik dalam sebelumnya. Bahkan secara terang-terangan mereka menilai pemerintah mulai turut campur pada masalah agama di tengah ancaman terorisme kian meningkat. "Turki akan segera jatuh," kata Caihan Demir, 21 tahun, warga Turki yang bersedia tubuhnya ditato model Ataturk.
Daniel Garcia, pemilik galeri tato bahkan memberikan layanan tato gratis semenjak November tahun lalu. Ia pun memerintahkan seniman tato di galerinya untuk melayani warga Turki yang ingin tubuhnya dirajah. Garcia, keturunan Spanyol, mengaku masyarakat Turki begitu antusias. " Sekitar 60 persen masyarakat tidak mau ditato kecuali dengan model Ataturk," kata dia.
Ia mengungkap ada dua model tato yang digemari di Turki, model pertama berupa tandatangan Ataturk dan model kedua berupa simbol fundamentalis. "Saya pikir, tato merupakan medium yang tepat bagi seseorang yang ingin menyampaikan pesan," kata dia.
Berdasarkan hasil jajak pendapat versi Sonar Arastirma pada bulan Agustus. Popularitas AKP kian menurun dengan raihan dukungan 31.1 persen. Sebaliknya, partai oposisi, Partai Rakyat Republik (CHP) meraih simpati rakyat Turki dengan perolehan dukungan 33.5 persen.