REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING--Menteri Kebudayaan Cina mengecam keras para stasiun penayangan dan media penerbitan. Ia mengatakan produksi yang mereka hasilkan cenderung sangat seronok dan murahan. Sang menteri, Cai Wu, mengatakan banyak publikasi berisi gosip sepenunya dan cerita-cerita sensasional yang mendorong pemujaan terhadap uang.
Ia menuding pemerintah regional menghabiskan uang kepada proyek-proyek memupuk kesombongan alih-alih pengembangan budaya asli. Cai, yang dulu menjabat sebagai kepala pusat informasi Cina, menyatakan kondisi itu tak lepas dari perubahan langkah Cina memasuki ekonomi pasar.
Komentar Cai muncul dalam wawancara dengan kantor berita negara, Xinhua. "Kita memproduksi lebih dari 300 ribu buku setiap tahun. Namun berapa jumlah dari mereka yang dapat dibandingkan dengan kualitas tulisan yang kita warisi dari leluhur?" tanyanya.
"Kita membesut sekitar 400 film dan ratusan program drama TV setiap tahun, tapi berapa dari mereka yang dianggap sebagai klasik?". Ia berkata menambahkan, "Dalam dunia kekinian, budaya negara dan ekonomi menjadi hal terpisah. Sebuah pemerintahan harus memberi perhatian lebih kepada budaya dan keaslian bila ingin terus meningkatkan kualitas pembangunan ekonomi."
Pada Juni lalu, lembaga pengawas media mengeluarkan panduan menyusul keprihatian atas pertunjukan tentang sebuah reallity show tentang teman kencan, "A date with Beauty" di televisi. Pembuat program yang disiarkan di Guangdong TV itu dituduh memprovokasi kontestan demi membumbui acara. Maklum saja, demi acara ini bahkan peserta pun rela melakukan operasi plastik dan kelamin.