Ahad 08 Aug 2010 21:04 WIB

Ini Dia, Dua Pertimbangan Penyelenggaraan Milad Gus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ada dua pertimbangan keluarga menyelenggarakan istigotsah peringatan ulang tahun atau milad ke-70 almarhum mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid di kediamannya di Ciganjur, Jakarta, Sabtu (7/8).

Mantan juru bicara pada saat almarhum KH Abdurrahman Wahid menjadi Presiden, KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, mungkin KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah orang pertama yang diperingati hari ulang tahunnya setelah yang bersangkutan meninggal dunia.

"Informasi dari keluarga, almarhum Gus Dur lahir pada 4 Agustus 70 tahun silam dan meninggal dunia pada 30 Desember 2009," ujar Yahya Staquf di hadapan ratusan undangan peringatan Istiqotsah Milad Gus Dur.

Dari ratusan undangan hadir sejumlah kiai dari berbagai daerah di Indonesia antara lain, KH Said Aqil Siradj (Ketua Umum PBNU), KH Mustofa Bisri (Pimpinan Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Rembang

dan pengurus PBNU), KH Nur Iskandar SQ, KH Sihabuddin, KH Ahmad Said, Habib Hasan, dan Habib Abubakar Alatas.

Menurut Yahya, kiai yang lain mungkin tidak berani diperingati hari lahirnya setelah yang bersangkutan meninggal dunia. Karena sudah menjadi kebiasaan di Indonesia orang yang telah meninggal dunia tidak lagi diperingati hari lahirnya, tapi hari wafatnya.

Yahya menjelaskan, ada dua pertimbangan keluarga menyelenggarakan istigotsah memperingati hari lahir Gus Dur ke-70. Pertimbangan pertama, kata dia, banyak orang mengenal Gus Dur, tidak hanya mengenal secara fisik tapi juga mengenal sikap dan pemikirannya. "Gus Gus adalah orang yang selalu optimistis dan teguh dalam perjuangan," katanya.

Menurut Yahya, pada saat semua orang cemas, Gus Dur tetap optimistis dan bahkan pada saat semua orang mencemaskan Gus Dur dia justru menasihati orang lain agar tidak cemas. "Sikap optimisme Gus Dur karena dia hanya tergantung pada Allah SWT," jelasnya.

Pertimbangan kedua, kata Yahya, Gus memiliki cita-cita luhur untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang heterogen bisa sejahtera, rukun, dan damai. Peringatan istigotsah milad Gus ini, lanjutnya, untuk meneladani pemikiran dan cita-cita Gus Dur. Menurut dia, tidak bisa dipungkiri banyak masyarakat Indonesia yang telah merasakan jasa-jasa Gus Dur.

Yahya menegaskan, ada berjuta-juta orang di Indonesia yang meyakini dan mendukung cita-cita Gus Dur. "Kami inginkan agar masyarakat tersebut tetap teguh untuk meneruskan pemikiran dan cita-cita Gus Dur," katanya.

Yahya berharap, suatu saat akan terjadi tradisi baru di tengah masyarakat nadliyin untuk menyelenggarakan milad Gus Dur dari tahun ke tahun.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement