REPUBLIKA.CO.ID, BUCHAREST--Bank sentral Rumania telah dituduh rasisme oleh Museum Holocaust di Washington terkait penerbitan koin dengan gambar pemimpin gereja Ortodoks yang berpandangan anti-Semit. Koin yang diterbitkan menandai 125 tahun sejak pendirian Gereja Ortodoks Rumania itu antara lain bergambar Miron Cristea, yang memimpin Gereja antara 1925-1939 dan memimpin pemerintah Rumania 1938-1939.
Sebagai perdana menteri, Cristea mengubah hukum kewarganegaraan, sehingga 225 ribu orang Yahudi (atau 37 persen dari total penduduk Yahudi di negara itu) kehilangan kewarganegaraan Rumania.
Namun tudingan itu dibantah Gubernur Bank Sentral Mugur Isarescu. Menurutnya, bukan "lahan" bank sentral untuk menyuarakan rasisme, xenophobia, dan anti-Semit. "Harap dibedakan antara tokoh gereja dengan perdana menteri," ujarnya.
Namun ia menekankan bahwa setelah menerima surat protes dari Museum Holocaust ia memutuskan untuk mendirikan sebuah komisi yang akan "menganalisis situasi dan menghasilkan solusi". "Keputusan itu harus dilakukan masyarakat dalam waktu beberapa hari," kata Isarescu.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2004, sebuah komisi internasional sejarawan mengatakan Cristea melakukan "denominasi" orang Yahudi di negara itu. Sebanyak 270 ribu Yahudi Rumania dan Ukraina meninggal antara tahun 1940-1944, selama rezim marshal Ion Antonescu yang pro-Nazi, sementara sekitar 25 ribu orang Gipsi dideportasi, separuh di antaranya meninggal.
Rumania telah lama membantah keikutsertaannya dalam Holocaust Nazi Jerman, memicu kecaman dari Israel dan organisasi Yahudi.