Selasa 10 Aug 2010 05:33 WIB

La Ode Sebut Keluhan SBY Memprihatinkan

Rep: Indira Rezkisari/ Red: Endro Yuwanto
Presiden SBY dan para pengawalnya.
Presiden SBY dan para pengawalnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua DPD RI, La Ode Ida, menilai keluhan Presiden SBY terkait ancaman terorisme terhadap dirinya sebagai pernyataan yang memprihatinkan. La Ode menganggap, konsentrasi SBY sebaiknya terfokus pada masalah tunjangan guru yang belum disalurkan, TKI, masyarakat di perbatasan, atau isu lain yang menyangkut lebih banyak orang.

''Saat seorang presiden terus menerus mengeluh terancam, itu sangat memprihatikan,'' ujar La Ode, Senin (9/8), di ruang kerjanya di lantai 8 Gedung Nusantara III DPR/MPR. Pernyataan tersebut dinilai La Ode hanya menimbulkan spekulasi yang meresahkan publik.

Kekhawatiran SBY juga dinilai La Ode tidak akan terbukti. ''Untuk apa teroris menarget dia, SBY dipilih oleh rakyat. SBY pun sangat akomodatif terhadap Amerika atau lainnya. Hentikanlah ilusi itu,'' sambung La Ode.

SBY lebih baik mengkhawatirkan permasalahan tabung Elpiji tiga kilogram ketimbang dirinya sendiri. Pernyataan SBY kalau ia terancam, diyakini La Ode, bisa jadi ada betulnya. ''Tapi mati dan hidup tergantung Tuhan,'' kata dia.

Pernyataan SBY lantas perlu dibuktikan dengan skema yang jelas terkait terorisme di Tanah Air. La Ode juga menduga pernyataan SBY terlontar akibat terpicu orang-orang di sekitar SBY yang kerap membisikkan isu yang belum tentu benar.

Di luar kemungkinan SBY mengeluhkan ancaman teroris atas nama politik pencitraan, La Ode menduga SBY sedang berupaya keluar dari beberapa isu lain yang menyorot citranya secara negatif. Kasus penggunaan 'vorijder' atau iring-iringan mobil kepresidenan yang terlalu panjang hingga merugikan masyarakat bisa jadi coba dilupakan dengan citra terancamnya sang kepala negara oleh aksi teroris.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement