REPUBLIKA.CO.ID, ROMA--Sebelum membuat debutnya dengan tim nasional Italia, Mario Balotelli tidak meminta doa kepada kedua orangtuanya se. Sebaliknya, ia mengecam kedua orangtua kandungnya dalam sebuah wawancara. "Jika saya tidak menjadi bintang sepakbola, keduanya mungkin tidak peduli dengan nasib saya," ujar Balotelli.
Balotelli dilahirkan seorang wanita imigran Ghana. Ia ditinggal di rumah sakit di Palermo, karena ayah dan ibunya tidak memiliki uang untuk membiayai persalinan. Sejak usia dua tahun, Mario kecil hidup dan dibesarkan Keluarga Balotelli. Ia menyandang nama keluarga sampai menjadi bintang.
Setelah keduanya besar kedua orangtua kandungnya menuntut hak alamiah atas diri Balotelli. Keduanya juga meminta Balotelli menggunakan namanya. Jadilah striker yang akan pindah ke Manchester City itu bernama Mario Barwuah Balotelli. Barwuah adalah nama keluarga orangtua kandungnya.
"Saya meminta kedua orangtua kandung saya untuk menghormati kehidupan pribadi saya, seperti yang dilakukan keluarga saya, tapi mereka tak mau dengar," keluh Balotelli di situs pribadinya. Pekan ini, suami-istri Barwuah diwawancarai salah satu koran lokal Brescia, tempat mereka tinggal. Balotelli saat itu berada di AS untuk tur pramusim bersama Inter.
"Dalam wawancara itu Barwuah mengatakan banyak hal yang tak benar dan tak jelas, dan menyudutkan keluarga yang mengadopsi saya," kata Balotelli. "Ini sesuatu yang tidak boleh saya biarkan. Keluarga saya yang sesungguhnya tinggal di Brescia, keluarga yang mencintai dan membesarkan saya. Merekalah satu-satunya keluarga yang mengenal saya sebagai Mario," lanjutnya.
Menurut Balotelli, mungkin kedua orangtua kandungnya tidak tahu anak yang dilahirkannya tinggal dengan Keluarga Balotelli selama 16 tahun, dan setiap dua tahun harus datang ke pengadilan untuk memperbaiki hak pengasuhan. "Orangtua kandung saya tidak tahu bagaimana saya secara pribadi minta diadopsi oleh Keluarga Balotelli sejak usia 13 tahun, tapi baru mendapatkannya secara resmi Desember 2008," demikian Balotelli.