REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Aneka barang kerajinan bernilai seni buatan masyarakat Bali semakin laris diekspor ke Thailand, yang kemungkinan besar untuk dijual kembali kepada turis asing yang berkunjung ke negeri itu. Ekspor barang kerajinan Bali ke Thailand selama Januari-Mei 2010, tercatat mencapai 2,1 juta dolar AS, demikian menurut Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Putu Bagiada SE di Denpasar, Selasa (10/8).
Angka perdagangan tersebut belum pernah tercapai selama ini, karena kenaikannya mencapai angka 88 persen jika dibandingkan periode sama 2009 yang hanya 1,1 juta dolar. Ini angin segar buat pengusaha kerajinan Bali.
Ia mengakui, hasil kerajinan tangan masyarakat Bali yang diperdagangkan ke luar negeri, umumnya dijual kembali setelah tiba di negara tujuan. Apalagi Thailand adalah negeri yang terhitung banyak dikunjungi turis asing.
Thailand yang menjadi salah satu tujuan wisata dunia, kini menjadi magnet bagi para wisatawan internasional. Kondisi itu berkat lokasi wisata Pantai Phuket, Pattaya yang sudah terkenal dan kawasan pegunungan Chiang Mai.
"Kami memanfaatkan kesempatan itu untuk bisa mengirimkan mata dagangan cenderamata ke negeri Thailand," kata Ni Made Purniati, seorang petugas pemasaran aneka barang kerajinan Bali sekaligus eksportir di Denpasar. Ia mengaku, perusahaannya semakin ramai mengapalkan aneka barang kerajinan Bali, berupa perabotan rumah tangga berbahan baku kayu dengan desain yang disesuaikan permintaan pasar internasional dan harga terjangkau.
Perhiasan berupa anting-anting, bros, bingkai kaca, tempat tisu yang dibuat dari kayu juga banyak dikapalkan ke salah satu negara di ASEAN ini, tentu semuanya akan diperdagangkan kembali kepada turis di sana. "Kami tidak masalah, aneka kerajinan Bali dijual di Thailand atau negara lainnya di dunia, yang penting pangsa pasar kerajinan buatan masyarakat akan laku terjual kepada konsumen yang menginginkannya," kata Purniati.
Selain ke Thailand, memperdagangan hasil kerajinan Bali terbanyak dikirim ke Amerika Serikat berupa pakaian jadi, perabotan rumah tangga, di samping kepada konsumen di kawasan negara Eropa, Australia maupun Jepang.