Rabu 11 Aug 2010 01:46 WIB

Obama Tuding Kebijakan Bush Dalangi Keterpurukan Ekonomi

Rep: Wulan Tunjung Palupi/AP/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Presiden AS, Barack Obama
Foto: PA
Presiden AS, Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTIN--Sebagai upaya untuk mendapat lebih banyak kursi pada pemiilhan kongres awal November ini, Presiden Barack Obama menyerang kebijakan pendahulunya, mantan presiden, George W. Bush. Kritikan pedas mengenai kebijakan ekonomi yang diambil Bush dilontarkan Obama di kampung halaman Bush.

Pada sebuah acara penggalangan dana untuk Partai Demokrat di Dallas, di mana Bush sekarang tinggal, Obama membeberkan kebijakan buruk dari mantan presiden yang telah memukul ekonomi AS dan membuat anggaran berbalik dari surplus menjadi defisit.

"Kebijakan yang diambil masa lalu membuat ekonomi jatuh, melemahkan kelas menengah, menggadaikan masa depan kita, apakah kita benar-benar ingin kembali ke itu, atau kita terus bergerak maju?" tanyanya. Pada penggalangan dana lainya di Austin, Obama mengatakan mengatakan keterpurukan ekonomi AS mengacu pada periode delapan tahun Bush menjabat sebagai presiden.

Berulangkali Obama pun menyatakan bahwa kebijakan yang diambilnya harus ditempuh karena ia mewarisi kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan pasca-Bush. Ia berupaya mengingatkan pemilih mengenai kebijakan Bush yang tidak populer.

Kampanye itu dilakukan untuk melindungi sesama mayoritas Demokrat di Kongres dan membatasi keuntungan yang bisa diraup Republik akibat kebijakan ekonomi yang ditempuh pemerintahan Obama. Pada 2 November nanti AS akan menggelar pemilu parlemen untuk memilih 435 anggota DPR dan 37 anggota dari 100 kursi Senat.

Sementera itu, Partai Republik meragukan upaya Obama menjelekkan kebijakan Bush dapat membalikkan pikiran pemilih yang sebelunya tidak pro demokrat. Apalagi hal yang paling dipedulikan rakyat Amerika sekarang adalah bagaimana mendapatkan atau mempertahankan pekerjaan.

Salah satu bagian dari warisan Bush tetap menjadi subyek perdebatan sengit di Washington yakni pemotongan pajak untuk semua orang Amerika melalui kebijakan Kongres yang disetirnya pada 2001 dan 2003. Kebijakan ini berakhir pada akhir tahun ini dan perdebatan sudah mulai mengarah pada apakah kebijakan akan dilanjutkan atau dihentikan.

Obama dan Demokrat mengatakan pemotongan pajak bagi mereka yang menghasilkan lebih dari 250 ribu setahun harus berakhir demi membantu menutup defisit anggaran Amerika. Sementara Partai Republik berpendapat bahwa tidak boleh ada kenaikan pajak dalam kondisi ekonomi seperti ini.

Pemerintahan Obama bergulat dengan resesi terburuk sejak Depresi Besar pada tahun 1930-an, dengan angka pengangguran 9,5 persen, perang di Afghanistan dan Irak, defisit anggaran melonjak dan pemilih yang tidak sabar. Ia pun harus menghadapi Republik yang siap menjegal setiap kebijakannya di parlemen. "Kurang ada keseriusan untuk membenahi ini," tukas Obama.

sumber : Ant
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement