REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepolisian secara efektif mencegah aksi kekerasan yang berkaitan dengan kerukunan antarumat beragama. "Polri kalau memang ada tanda-tanda aksi kekerasan, harus mencegah," ujar Presiden dalam Sidang Kabinet Paripurna di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (10/8).
"Itulah yang saya harapkan semua saling berkoordinasi," tegasnya "Dengan demikian tidak ada masalah yang sesungguhnya tidak bisa kita cegah dan atasi," imbuh presiden. Ia menilai tidak baik menjelang peringatan kemerdekaan terjadi masalah-masalah yang mengancam kerukunan antarumat beragama.
"Sebenarnya kalau kita ini peka dan responsif, sampai pejabat paling depan di lingkungan masyarakat, benih kesalahpahaman pemicu terjadinya konflik itu sudah bisa diketahui," katanya. Karena itu, Presiden berharap, para menteri terkait dan pejabat daerah memberikan perhatian khusus terhadap hal itu.
"Saya mendapatkan laporan, ada yang memancing untuk terjadinya bentrokan itu. Ini kalau terjadi luar biasa. Tetapi ada atau tidak ada, saudara-saudara betul yang peka, yang responsif terhadap kemungkinan terjadinya benturan dalam komunitas kita dalam menjalankan ibadah dan sebagainya," katanya. Sidang Kabinet Paripurna tersebut membahas sejumlah topik utama yaitu persiapan pengawasan transportasi menjelang arus mudik, terorisme dan konversi gas