Rabu 11 Aug 2010 06:16 WIB

PBNU Imbau Selama Ramadhan agar Hindari Konflik

Rep: cr1/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta umat Islam Indonesia menghindari konflik dan perselisihan yang menyebabkan keutuhan dan kerukunan bangsa Indonesia terganggu. NU berpesan, terutama saat Ramadhan, masyarakat benar-benar menjaga kerukunan.

Menurut Katib Aam PBNU, Malik Madani, Ramadhan adalah bulan suci yang harus disambut dengan hati yang bersih dengan menyatukan hati, pikiran, dan gerakan . “Ramadhan-lah saat yang tepat untuk memberikan contoh kehidupan damai,” kata dia di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa(10/8)

Malik mengemukakan, selama Ramadhan tidak perlu dilakukan penyisiran terhadap tempat-tempat hiburan yang dapat mengkibatkan tindakan anarkis. Aksi penyisiran yang berakhir anarkis justru akan mengurangi nilai kekhusyukan dan kehikmatan berpuasa itu sendiri. Padahal, tuturnya, kewajiban yang dibebankan terhadap umat Muslim hanya sebatas mengimbau dan tidak boleh memaksakan kehendak.

Sebagai penduduk mayoritas, kata Malik, selama berpuasa umat Islam dituntut memberikan contoh dan teladan tentang toleransi dan kedamaian antarumat beragama. “Pemaksaan itu justru bertentangan dengan semangan kedamaian yang kita cita-citakan bersama,” tegas dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement