REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau masalah terorisme tidak dibawa ke ranah politik dan agama.
"Saya tidak pernah membawa masalah terorisme ke arena politik karena bukan politik dan kita tidak bisa kaitkan terorisme dengan agama karena bukan ajaran agama. Terorisme adalah kejahatan," kata kata Presiden dalam Sidang Kabinet Paripurna di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (10/8).
Karena itu, Presiden selalu menyerahkan upaya pencegahan dan penindakan aksi terorisme kepada aparat penegak hukum, mulai dari kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga-lembaga penegak hukum lainnya. "Itu harus kita pertahankan jangan dicampuradukan, jangan dibawa ke arena politik atau agama," ujarnya.
Presiden mengatakan bahwa kasus terorisme adalah kasus yang sensitif di Indonesia. "Kita tahu di negeri kita masalah ini (teroris) adalah masalah sensitif karena sering di antara kita salah paham, terhadap apa yang dilakukan penegak hukum," katanya. Karena itu, kata Presiden, upaya penanganan ancaman terorisme hendaknya dilakukan dengan tepat secara profesional dan dapat dijelaskan kepada publik.
Dalam Sidang Kabinet itu Kepala Negara kemudian meminta Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri untuk menjelaskan mengenai kasus terorisme baru-baru ini.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu di sela-sela kunjungan kerja ke Bandung, Presiden mengatakan bahwa ada ancaman dari pihak-pihak yang berniat buruk. Namun Kepala Negara menegaskan bahwa aksi terorisme tidak akan menang di Indonesia.