REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Tim Pembinaan, Pengawasan Penyediaan, dan Pendistribusian Elpiji Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan sidak terhadap tabung gas tiga kilogram di SPBE (Stasiun Pengisian Bulk Elpiji) PT Tunas Satria Mandiri (TSM) di Piyungan, Bantul, Selasa (10/8). Di SPBE tersebut setiap hari rata-rata ditemukan 50 tabung rusak.
Menurut Kepala SPBE, Irmanto Ari Wibowo, tabung yang rusak tersebut tidak akan diedarkan ke masyarakat. ''Tabung yang rusak akan disortir. Sejak awal program konversi hingga sekarang sudah disortir sebanyak 6.100 tabung tiga kilogram yang rusak,''kata dia saat menerima tim yang melakukan sidak yang dipimpin Kepala Bidang Energi, Sumber Daya Mineral (ESDM) Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan ESDM Provinsi DIY Edy Indrajaya.
Edy mengatakan pemantauan lapangan ditujukan untuk mengetahui kelancaran distribusi elpiji. ''Kebutuhan elpiji di perkotaan sudah terpenuhi. Tapi, di tingkat pelosok perlu diketahui kebutuhan riilnya. Dari peninjauan ini nantinya akan diketahui berapa alokasi untuk September mendatang,''kata dia.
Irmanto menjelaskan tabung yang dianggap rusak adalah jika terjadi kebocoran atau secara visual sudah jelek (60 persen permukaan tabung berwarna coklat). Kerusakan tabung tersebut karena faktor usia atau segelnya rusak, bukan tabung palsu.
Dia mengakui, untuk membedakan tabung palsu dengan tabung asli cukup sulit. Namun cara yang paling mudah dengan menimbang, jika beratnya kurang dari 4,8 kilogram dianggap palsu. Tabung palsu bisa beredar karena ulah oknum pabrik. Tabung tersebut selanjutnya akan ditukar dengan yang baru.
Terkait dengan stok lebaran, Irmanto mengatakan jika ada tambahan alokasi dari Pertamina, SPBE siap melayani sampai 60 ribu ton per hari. ''Kami bisa melayani sampai 60 ribu ton per hari. Namun alokasi selama ini baru 20 ribu ton per hari untuk didistribusikan ke empat agen di Gunungkidul dan lima agen di Bantul,'' jelas dia.