REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Medical Emergency Rescue Committe (Mer-C) akan terus ikut mengampanyekan pembukaan blokade atas Gaza. Rencananya, pada Juni 201i, MER-C, VoP (Voice of Palestine), lembaga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Indonesia untuk Palestina akan mengirimkan satu kapal buatan nusantara, yakni Kapal Phinisi untuk turut berlayar menembus blokade Gaza melalui jalur laut.
“Kita akan berlayar dengan kapal phinisi untuk meminta agar Israel membuka blokade,”kata Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committe (Mer-C), Jose Rizal Jurnalis, saat berkunjung ke Republika, Rabu (11/8). Pengiriman satu kapal untuk Menembus Blokade Gaza adalah salah satu isu kampanye MER-C untuk Palestina selain Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
“Kami akan mengajak semua elemen bangsa untuk berpartisipasi dalam pelayaran yang akan membawa nama Indonesia,” katanya. Insiden berdarah yang menimpa Freedom Flotilla I, kata dia, telah membangkitkan kesadaran dan semangat warga dunia untuk menghentikan penjajahan Israel dan membuka blokade Gaza.
Oleh karena itu, dalam perjalanan kali ini MER-C mempersiapkan untuk membawa lebih banyak orang dalam kapal dengan kapasitas 700 ton serta membawa wartawan lebih banyak daripada di Mavi Marmara silam. Tak ketinggalan, kata Joses, misi akan mengangkut orang- orang dari berbagai kalangan dan agama. Sebab, perjalanan kali ini syiar, dan diumumkan secara terang-terangan.
Sayangnya, hingga kini, baru kapal yang dipersiapkan oleh MER-C. “Belum ada barang bantuan yang akan dibawa,” kata dia. Untuk kapal yang sudah siap berlayar saja, akan memakan biaya Rp 4,8 miliar. Maka, imbuh dia, dana yang perlu dikumpulkan masih sangat besar. Apalagi, dari Indonesia ke Gaza, kapal ini akan menempuh pelayaran hingga 40 hari lebih.
Terkait ketersediaan dana, MER-C menargetkan pelayaran dilakukan tahun depan. Kapal sepanjang 60 meter tersebut pada Juni mendatang direncanakan berlayar dengan 25 orang awak.n min