REPUBLIKA.CO.ID, Badan-badan bantuan di Pakistan telah memperingatkan, kecuali ada bantuan internasional lebih, banyak orang akan meninggal mengingat banjir kini mulai melanda area selatan. PBB juga mengirimkan bantuan pada Rabu (11/8) untuk membantu 14 juta penduduk yang menjadi korban hantaman air bah.
Lembaga tertinggi dunia itu mengatakan 1.600 orang telah tewas akibat banjir hebat. Badan yayasan amal Inggris, Oxfam, menggambarkan banjir itu sebagai 'bencana dahsyat' yang membutuhkan 'respon dahsyat'. Namun, badan itu mengatakan sejauh ini belum ada bantuan yang datang.
Aid agencies in Pakistan have warned that unless there is more international help, many more people will die as floods now inundate southern areas. Namun lembaga
Sementara, kelompok Taliban mendesak pemerintah untuk menolah setiap bantuan dari Barat untuk korban banjir. Kelompok militan itu mengatakan uang-uang hanya akan berputar pada pejabat yang korup.
Pada Selasa (10/8) kemarin, Presiden Asif Ali Zardari kembali ke negaranya yang tengah dilanda banjir setelah melakukan perjalanan ke luar negeri. Tur itu pun menuai banyak kritik pedas.
Kritikan terutama disebabkan ketidakhadirannya di negara untuk mengawasi respon pemerintah dalam menangani bencana. Alih-alih, presiden Pakistan malah melanjutkan kunjungannya ke Eropa ketika banjir kian memburuk.