REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR untuk sementara menghentikan pembahasan usulan anggaran untuk anggota DPR Rp 200 juta per tahun lewan program bernama Rumah Aspirasi. Penghentian pembahasan Rumah Aspirasi menyusul polemik di masyarakat atas usulan ini.
''Kita sempat bahas, tapi sekarang dihentikan untuk sementara,'' kata anggota BURT DPR, Rendy M Affandy Lamadjido, saat dihubungi, Kamis (12/8).
Menurut Rendy, ada pemahaman yang keliru di masyarakat soal program Rumah Aspirasi. Wacana yang berkembang di masyarakat, katanya, seakan-akan dana Rp 200 juta tersebut untuk anggota dewan. Padahal, dana tersebut murni untuk operasional Rumah Aspirasi. Dia memerinci, dana tersebut untuk membiayai sewa kantor dan gaji tenaga ahli, sekretaris, dan office boy.
Rendy menjelaskan, ide Rumah Aspirasi berasal dari usulan BURT DPR periode lalu (2004-2009). Dia menilai ide Rumah Aspirasi adalah ide yang baik bagi efektifitas kerja dewan. Dia lantas mencontohkan, dengan adanya Rumah Aspirasi, para anggota dewan tidak perlu setiap hari menerima tamu berasal dari daerah pemilihannya.
Konstituen, kata Rendy, juga tidak perlu datang jauh-jauh dari daerah ke Jakarta untuk menyalurkan aspirasinya tapi cukup lewat Rumah Aspirasi. Ditanya soal kemungkinan pembahasan ulang Rumah Aspirasi, Rendy menjawab, Nanti akan kita sosialisasikan lagi''.