Jumat 13 Aug 2010 04:30 WIB

Tokoh Islam Indonesia Dukung Jam Makkah Jadi Acuan Internasional

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Krisman Purwoko
Jam Makkah
Jam Makkah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sejumlah tokoh Islam menanggapi positif wacana pengalihan acuan waktu internasional dari Greenwich Mean Time (GMT) ke waktu Mekkah. Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma’ruf Amin, sudah saatnya umat Islam memiliki acuan waktu tersendiri yang berbeda dengan acuaan yang sekarang ada. Apalagi Makkah adalah tempat dimana kiblat umat Islam berada. “Tidak masalah acuan waktu dialihkan ke Makkah justru lebih baik,”kata di Jakarta, Kamis (12/8)

Selain itu, tambah Ma’ruf, Makkah merupakan tujuan haji umat Islam. Jika memang peralihan tersebut terwujud maka akan mempermudah kalangan Muslim merujuk waktu ibadah mereka. Dia berharap agar rencana ini tak sekadar wacana dan bisa direalisasikan agar identitas umat Islam semakin kuat.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Tarjih, Tajdid dan Pemikiran Islam, Yunahar Ilyas, mengatakan apabila wacana pengalihan terwujud maka menjadi kebanggaan tersendiri bagi umat Islam. Meskipun, dia mengakui upaya ke arah sana belum tentu diterima oleh berbagai pihak karena masih menunggu konvensi internasional.

Akan tetapi, Yunahar menyatakan dukungannya terhadap wacana tersebut. Selain itu, dia mendorong negara-negara Islam turut mendukung agar wacana te,rsebut disepakati. Dia mengajak ilmuwan dan pakar terkait di Indonesia mengkaji relevansi dan validitas pengalihan itu.“Mudah-mudahan bawa persatuan umat Islam,”harap dia.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Hisab Rukyat (BHR) Kementerian Agama (Kemenag), Rohadi Abdul Fatah. Upaya pengalihan ini dinilai sebagai gebrakan inovatif yang memberikan rasa bangga bagi Muslim.

Rohadi menuturkan, rencana ini akan menghadapi halangan dari komunitas anti Islam terutama bangsa Yahudi. Ketidaksukaan mereka terhadap Islam salah satunya akan disalurkan dengan membendung terjadinya kesepakatan internasional. “Lihat saja apa hasil konvensi internasional nantinya, tapi sebagai Muslim saya setuju (pengalihan-red),”ujar dia.

Sebagaimana diberitakan, pemerintah Arab Saudi telah membangun sebuah jam raksasa di puncak gedung pencakar langit, Abraj Al Bait Tower, di kota Makkah. Selain berambisi menjadi acuan waktu dunia, pemerintah Arab Saudi ingin jam ini menjadi acuan waktu bagi 1,5 miliar Muslim di seluruh negara, termasuk Indonesia.

Akan tetapi, pemerintah Arab Saudi harus bersabar menunggu konvensi internasional. Sampai saat ini, acuan waktu yang digunakan sebaga standar internasional adalah GMT yang merupakan hasil konvensi internasional tahun 1884.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement