Jumat 13 Aug 2010 08:37 WIB

PM Timor Leste Serukan Penataan Perdamaian

REPUBLIKA.CO.ID,DILLI--Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao menyerukan rakyat untuk menata perdamaian stabilitas untuk membantu dalam menopang pembangunan di negara baru itu, media massa setempat melaporkan, Kamis. Gusmao menyampaikan hal itu saat dialog mengenai rencana pembangunan nasional pemerintah pada Rabu. "Bila tidak ada stabilitas, tidak ada perdamaian dan tidak ada persatuan, maka pembangunan pun tidak bakal terwujud," kata Gusmao dan menegaskan bahwa pentingnya bagi semua rakyat untuk memperkuat perdamaian, stabilitas dan persatuan.

Gusmao seperti dikutip Timornewsline menyatakan bahwa penguatan stabilitas dapat mewujudkan kemakmuran. Salah satu partai politik berpengaruh, Fretelin dan Aliansi Mayoritas Parlemen telah berikrar untuk memprioritaskan dan memperkuat persatuan nasional untuk berjalan seiring dengan pembangunan negara itu.

Timor Leste dilanda konflik politik dan militer selama bertahun-tahun setelah melepaskan diri dari integrasi Indonesia. Konflik hebat tersebut menjerumuskan negara kecil itu ke dalam pertikaian dan aksi kekerasan jalanan. Konflik berkepanjangan itu menelan korban jiwa lebih dari 30 orang dan puluhan ribu orang lagi kehilangan tempat tinggal.

Bentrokan jalanan juga kerap terjadi di antar anggota kelompok-kelompok bersiteru tersebut. Konflik berdarah di negara termuda itu mengakibatkan pengerahkan ribuan pasukan perdamaian internasional untuk memulihkan situasi.

Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta sebelumnya mendesak Aliansi Mayoritas Parlemen (Parliamentary Majority Alliance/AMP) yang memerintah untuk melakukan perundingan dengan partai-partai oposisi guna menemukan solusi terbaik bagi persoalan yang dihadapi negara itu. "Kita semua hendaknya memberi kontribusi dan harus memiliki satu suara mengenai beberapa masalah vital yang dihadapi Timor Leste bagi masa depan negara kita," kata Presiden Horta.

sumber : ant/Xinhua-OANA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement