Senin 16 Aug 2010 17:15 WIB

Mendukung Pembangunan Pusat Kebudayaan Islam, Obama Dikritik

Rep: c26/ Red: Krisman Purwoko
Obama
Obama

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Partai Republik mengkritik Presiden Barack Obama pada Ahad (15/8), karena komentarnya pada rencana yang kontroversial untuk membangun pusat kebudayaan Islam di New York. Mereka (Partai Republik) mengatakan bahwa Obama “terputus” dari bangsa dalam pemilu lalu.

Obama terlibat dalam perdebatan Jumat lalu dan muncul dengan menawarkan dukungannya terhadap rencana pusat peradaban Islam yang disebut Cordoba House dan akan dibangun dua blok dari situs "Ground Zero” dari serangan 11 September 2001 lalu di Kota New York.

Pada hari Sabtu, dengan berusaha menjelaskan posisinya, Obama mengatakan, dia mendukung hak kaum Muslim untuk membangun pusat tetapi tidak mau berkomentar mengenai “kebijaksanaan " untuk menentukan lokasi di Lower Manhattan.

Tokoh-tokoh terkemuka Partai Republik telah menantang situs yang yang diajukan sebagai pusat kebudayaan itu. Mereka mengatakan bahwa hal itu sangat sensitif dan membuka kembali luka lama serangan sembilan tahun lalu itu. Sehingga mereka mengkritik pernyataan Obama yang mengungkapkan dukungannya itu.

"Ini bukan tentang kebebasan beragama karena kami semua menghormati hak orang untuk beribadah sesuai dengan hati nurani mereka, tetapi saya pikir itu tidak bijaksana untuk membangun sebuah masjid di tempat di mana 3.000 orang Amerika kehilangan nyawa akibat serangan teroris, "kata salah seorang Partai Republik Texas, John Cornyn dalam program "Fox News Sunday”.

"Bagi saya itu menunjukkan bahwa Washington, Gedung Putih, pemerintah, Presiden sendiri tampaknya akan terputus dari arus utama Amerika," kata Cornyn.

Peter King, anggota Kongres Partai Republik dari New York yang menentang lokasi pusat, mengatakan kepada CNN adanya program “Negara Uni". Hal itu menunjukkan bahwa Obama jelas memberi kesan ia mendukung pembangunan, tetapi kemudian mundur keesokan harinya.

"Jika Presiden akan masuk ke dalam ini, ia seharusnya jauh lebih jelas, jauh lebih tepat dan ia tidak dapat mengubah keputusan dari hari ke hari pada suatu masalah yang tidak mengacu pada konstitusi kami," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement