REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Panitia Seleksi Pimpinan KPK (Pansel KPK) belum memastikan nama calon yang bakal diajukan ke presiden. "Dua dari tujuh calon pasti ada nama calon favorit, terserah wartawan. Masak pakai titipan, ini murni hasil seleksi," papar Ketua Pansel KPK, Patrialis Akbar, Senin (16/8), di Jakarta.
Hal tersebut diperkuat oleh anggota Pansel KPK, Todung Mulya Lubis. Menurut Todung, pansel baru dalam tahapan mencatat semua hasil proyeksi rekam jejak calon dari Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (MAPPI). Selanjutnya, beberapa nama calon yang dinilai memenuhi syarat bakal mengikuti tes wawancara pada Jumat (20/8) depan.
Sementara itu, Wakil Koordinator ICW, Emerson Yuntho, bersikukuh tak menyebutkan nama yang tak layak. Emerson menengarai hanya ada tiga nama yang memenuhi empat kriteria idaman pimpinan KPK. Saat ini calon pimpinan KPK tinggal tujuh orang: Jimly Asshidiqie, Bambang Widjojanto, Wayan Sudirta, Chairul Rasjid, Fachmi, Melli Darsa, dan Busyro Muqodas.
"Ada beberapa calon yang tak punya integritas yang sulit diperbaiki. Baru terpetakan empat orang yang punya masalah," paparnya.
Selama pertemuan dengan Pansel KPK, ICW dan MAPPI hanya memaparkan gambaran umum profil calon. Kedua LSM ini meniainya berdasarkan empat variabel, yakni kepemimpinan, integritas, independensi, dan komitmen pemberantasan korupsi. "Ini hasil investigasi lapangan kita,"imbuh Emerson.
Dalam laporannya,ICW menemukan 28 masalah pada tujuh calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penemuan ini merupakan hasil investigasi rekam jejak pada 3-15 Agustus 2010 lalu.
Hasil investigasi singkat ICW menemukan ada calon-calon pimpinan KPK yang bermasalah. ICW menemukan, salah satu anak calon pernah menjadi pengguna narkoba. Ada juga calon dan istri yang diketahui pernah menerima dana tahun 2000 untuk melaksanakan ibadah umroh.