Selasa 17 Aug 2010 03:37 WIB

Nota Keuangan tak Memberi Solusi Persoalan Mendasar Rakyat

Rep: Palupi Annisa Auliani/ Red: Budi Raharjo
Arif Budimantan
Arif Budimantan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah dinilai malas bekerja berdasarkan nota keuangan yang dibacakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (16/8). Persoalan mendasar yang menjerat rakyat tak tergambarkan solusinya secara konkret.

‘’Pemerintah malas bekerja. Pidato Presiden tentang RUU APBN tidak menjawab target kemajuan ekonomi Indonesia dalam dinamika kompetisi global, khususnya ASEAN,’’ kecam anggota Komisi XI DPR dari FPDIP, Arif Budimanta, di Jakarta, Senin (16/8).

Selain itu, tambah dia, persoalan stabilitas harga, pengangguran, dan kemiskinan yang merupakan persoalan mendasar rakyat tidak tergambarkan solusinya dalam RUU APBN itu. Indikator tak tergambarkannya solusi persoalan mendasar rakyat, sebut Arif, adalah pengurangan subsidi, pembenaran kenaikan tarif dasar listrik (TDL), serta program pembangunan yang belum pro rakyat.

‘’Di sisi lain, Pemerintah tetap menjaga defisit dengan pembiayaan yang dimotori dari SBN (surat berharga negara) yang secara tak langsung menghambat penurunan suku bunga kredit, yang berimplikasi pada pergerakan sektor riil,’’ jelas Arif.

Karena itu, RUU APBN 2011 ini masih harus ditransformasikan menjadi UU APBN yang menjawab kebutuhan rakyat atas kesejahteraan dan penguatan kemandirian dan kedaulatan rakyat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement