Rabu 18 Aug 2010 03:04 WIB

Gedung Putih Bantah Beri Ultimatum pada Turki

REPUBLIKA.CO.ID, MILWAUKEE, WISCONSIN--Gedung Putih membantah laporan pers, Presiden Barack Obama telah memperingatkan Turki bahwa negara itu dapat kehilangan kesempatannya untuk memperoleh senjata buatan Amerika Serikat karena sikapnya terhadap Israel dan Iran.

Seorang pejabat senior mengatakan, seperti dikutip oleh surat kabar Inggris Financial Times, Obama telah mengatakan pada pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan, "beberapa tindakan yang telah dilakukan Turki menimbulkan pertanyaan pada Kongres AS".  Pertanyaan itu berkisar pada "apakah kita dapat memiliki kepercayaan kepada Turki sebagai sekutu", kata pejabat tersebut.

Mengkonfirmasi kedua pemimpin itu telah bercakap-cakap beberapa hari lalu, juru bicara Gedung Putih Bill Burton membantah, Senin, bahwa "ultimatum" telah dikeluarkan pada Ankara. "Saya benar-benar tidak tahu dari mana mereka sudah meramalkan hal itu," katanya.

"Presiden dan Erdogan telah berbicara sekitar 10 hari lalu dan mereka membahas  Iran dan armada kapal serta masalah lainnya yang berkaitan dengan hal itu," kata Burton. Kami jelas sekali mengadakan pembicaraan tanpa henti dengan mereka, tapi tidak ada ultimatum yang telah dikeluarkan."

Erdogan ingin membeli pesawat mata-mata Amerika untuk memerangi pemberontak separatis Kurdi setelah militer AS mundur dari Irak pada akhir 2011, lapor Financial Times. Kelompok pemberontak Partai Pekerja Kurdistan (PKK), memiliki markas di gunung di bagian utara Irak, dekat perbatasan Turki.

AS telah menyuarakan kekecewaan setelah Turki memilih menentang sanksi baru PBB terhadap Iran, yang disahkan Dewan Keamanan PBB pada Juni lalu. Ankara berdalih bahwa Teheran sebaiknya diberi kesempatan untuk melakukan perjanjian pertukaran bahan bakar nuklir, yang diperantarai oleh Turki dan Brasil.

Seorang pejabat yang tak disebutkan namanya, seperti dikutip oleh surat kabar itu, mengatakan kecemasan Kongres atas Turki. "Itu merupakan sinyal bahwa permintaan Turki, misal dalam persenjataan yang mereka inginkan untuk memerangi PKK, akan menjadi lebih sulit bagi kami untuk menggerakkannya melalui Kongres".

Hubungan antara Turki dan Israel telah terlempar ke dalam krisis setelah serangan Israel terhadap kapal bantuan tujuan Gaza pada 31 Mei lalu yang menyebabkan sembilan aktivis Turki tewas. Obama telah meminta  Turki untuk mengurangi retorikanya mengenai serangan itu ketika ia bertemu dengan Erdogan pada pertemuan puncak G-20 di Toronto Juni lalu, kata Financial Times.

sumber : Ant/AFP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement