REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menepis pendapat bahwa Indonesia memiliki wilayah abu-abu dan bersikap tidak tegas dalam menentukan batas negara di perairan utara Pulau Bintan dengan Malaysia.
"Posisi Indonesia jelas, kita memiliki batas wilayah yang jelas. Sama sekali omong kosong pendapat itu," kata Menlu saat konferensi pers perkembangan terkini dari penangkapan tiga petugas kelautan Indonesia oleh pihak keamanan Malaysia di Kemlu, Rabu (18/8) .
Pernyataan tegas Menlu merupakan reaksi dari pemberitaan salah satu media yang menuliskan ketidaktegasan sikap Indonesia dalam menanggapi masalah perbatasan, terutama dengan Malaysia yang memanas kembali akibat penangkapan tiga petugas kelautan Indonesia di perairan utara Pulau Bintan. Menlu Marty menyatakan dengan tegas bahwa Indonesia sudah memiliki pemahaman mengenai batas negara dan sudah jelas.
Namun, pihak Malaysia juga memiliki klaim tersendiri. "Klaim kami berdasarkan peta 349 tahun 2009, ada tumpang tindih dengan klaim Malaysia berdasarkan peta 1979, dan inilah yang harus kita rundingkan," kata Marty menjelaskan.
Ia memaparkan bahwa Kemlu secara berkelanjutan mengatasi masalah perbatasan karena sudah tanggung jawabnya untuk menjaga kedaulatan negara tanpa kompromi melalui diplomasi. "Indonesia siap setiap saat untuk berunding dengan Malaysia, namun kenyataannya Malaysia belum siap," katanya.
Marty menjelaskan bahwa Malaysia belum siap karena masih belum menyelesaikan masalah batas laut yang tidak berjauhan dengan Singapura.
Pada 13 Agustus lalu, polisi Malaysia menahan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI. Kapal Malaysia mencegat kapal patroli Indonesia saat sedang mengawal perahu Malaysia yang tertangkap mengambil ikan di perairan Indonesia.
Kapal patroli Malaysia menangkap ketiga petugas kelautan Indonesia karena Indonesia menolak melepas kapal Malaysia beserta tujuh orang krunya.
Pada 17 Agustus, pihak Malaysia melepas tiga petugas Indonesia, sementara pihak berwajib Indonesia juga mendeportasi tujuh nelayan Malaysia yang tertangkap oleh ketiga petugas KKP tersebut.