Jumat 20 Aug 2010 03:53 WIB

Israel dan Lebanon Menentang Ketegangan Militer di Perbatasan

REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT--Israel dan Lebanon sama-sama menentang peningkatan ketegangan militer di sepanjang perbatasan mereka, kata komandan pasukan PBB yang digelar d Lebanon selatan, Kamis, dua minggu setelah baku tembak yang menelan korban jiwa. Komandan UNIFIL Alberto Asarta Cuevas "mendapat jaminan-jaminan dari kedua pihak bahwa mereka akan terus bekerja sama erat dengan UNIFIL untuk memelihara ketenangan di daerah itu," kata PBB dalam sebuah pernyataan setelah satu pertemuan antara Asarta dan para perwira senior Israel dan Lebanon. "Tidak satu pihakpun berkeinginan peningkatan permusuhan," kata mayor jendral itu dalam pernyataan tersebut.

Pada 3 Agustus, tiga warga Lebanon yaitu dua tentara dan seorang wartawan dan seorang serdadu Israel tewas dalam baku tembak yang dipicu ketika pasuka Israel berusaha menebang satu pohon kayu di perbatasan itu, yang membuat serdadu-serdadu Lebanon melepaskan tembakan. Itu adalah konfrontasi paling serius dalam empat tahun dan kedua pihak mengancam akan melakukan pembalasan jika baku tembak terulang kembali.

UNIFIL setelah itu mengkonfirmasikan bahwa pasukan Israel berada dalam perbatasan mereka sendiri ketika baku tembak itu meletus dan pohon yang disengketakan itu terletak di daerah Israel.

Pada pertemuan Rabu ketiga pihak itu membicarakan "cara-cara  untuk mempercepat proses penandaan Garis Biru agar gampang dilihat," kata PBB mengacu pada perbatasan yang ditetapkan PBB tahun 2000 ketika Israel mundur dari Lebanon selatan. "Proses tanda perbatasan adalah satu usaha penting yang akan meredakan ketegangan dan kemungkinan adanya pelanggaran yang kurang hati-hati," kata Asarta.

"Kedua pihak itu menyatakan keinginan kuat mereka dalam mempercepat proses ini," tambahnya. UNIFIL yang dibentuk tahun 1978 untuk memantau perbatasan antara Israel dan Lebanon selatan sangat meningkat setelah perang antara milisi Hizbullah Lebanon dan Israel.

sumber : ant/AFP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement