Sabtu 21 Aug 2010 00:34 WIB

Masya Allah, Warga Denmark Nilai Islam Penghambat Harmonisasi

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Muslim di Denmark (Ilustrasi)
Muslim di Denmark (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN--Mayoritas warga Denmark menilai islam sebagai agama yang menghambat persatuan dan harmonisasi. Penilaian itu terungkap dalam sebuah survei yang digagas Ramboell Insitute.

Survey menyebutkan 5439 persen warga Denmark percaya Islam merusak harmonisasi negara itu, sementara 39.9 menilai tidak demikian dan 5.2 persen abstain. Hasil survei lain juga menyebutkan 49.7 persen responden percaya proses imigrasi besar-besar di tahun 1960 yang kemudian dilanjutkan dengan integrasi antar imigran, pengungsi dan keturunannya telah memberikan hal positif kepada Denmark. Sedangkan sisanya menilai imigran hanya memberi dampak buruk bagi negara itu.

"Masyarakat Denmark nampaknya sulit membedakan antara budaya dan agama, seperti kesulitan memahami bahwa kawin paksa bukanlah bagian dari ajaran agama islam melainkan ajaran suatu budaya," ungkap Juru Bicara Komunitas Muslim Denmark, Imran Shah, seperti dikutip dari Al-arabiya, Jumat (20/8). Menurut dia, sikap warga Denmark ini bisa diartikan bahwa Islam merupakan masalah bagi masyarakat Denmark yang liberal.

Sebelumnya, survei ini melibatkan 970 partisipan. Survei dilakukan 9-12 Agustus lalu dan telah dipublikasikan Harian Jyllands-Posten. Dari hasil survei tersebut, masyarakat Denmark berusia 26 tahun merupakan individu yang paling skeptis terhadap islam. Penilaian ini terbalik dengan masyarakat Denmark yang berusia 18-25 tahun.

Sebagai informasi, persoalan imigran dinegara itu kembali menguak setelah pemerintahan dikuasai koalisi Partai Konservatif Liberal dan Partai Rakyat Denmark pada tahun 2001. Lewat kebijakannya yang esktrim, partai ini membatasi secara ketat kedatangan imigran dan pengungsi.

Celakanya, 42 persen warga Denmark mendukung dan merasa puas dengan kebijakan ini. Sedangkan 29.2 persen warga Denmark lainnya menilai kebijakan ini kaku dan 21.4 persen melihat kebijakan itu telalu fleksibel.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga Denmarklah yang pertama kali memprovokasi umat islam dengan menerbitkan 12 kartun Nabi Muhammad pada September 2005. Publikasi itu kemudian memunculkan kemarahan umat islam di seluruh dunia. M

Meski terbilang negara yang anti-Islam, perkembangan komunitas muslim negara itu mengalami kenaikan signifikan. Menurut data terakhir Juli 2010, warga Denmark yang beragama Islam berjumlah 334 ribu jiwa atau 6 persen dari populasi negara itu.

Dengan jumlah sebesar itu, komunitas muslim di Denmark menempati urutan kedua dibawah pemeluk Kristen Evangelical Lutheran. Setengah dari komunitas muslim berasal dari negara-negara di Timur Tengah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement