REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Polres Maluku Tenggara sedang mengusut kasus meninggalnya wartawan Ambon Ekspres merangkap kontributor SUN TV dan RCTI, Ridwan Salamun, Sabtu (21/8). Ridwan meninggal setelah ada pertikaian antara kelompok pemuda. Polisi mengaku kewalahan dalam menghentikan pertikaian tersebut.
Kadiv Humas Polri Brigjen Pol Iskandar Hasan mengatakan kejadian itu bermula pada 16 Agustus 2010 saat berlangsungnya shalat tarawih. Kala itu, salah satu pemuda Kampung Bandaeli menegor seorang pemuda Kampung Tigitan, Kecamatan Dula Utara yang melintas karena ngebut menggunakan sepeda motor dengan suara bising. "Tanggal 19 terjadi pelemparan di Bandaeli, diduga dilakukan pemuda Kampung Tigitan," katanya, Sabtu (21/8)
Akibat dari pelemparan itu, lanjut Iskandar, beberapa rumah mengalami kerusakan. Selepas shalat Jumat (20/8), tokoh kedua desa bermusyawarah untuk menghentikan pertikaian dan sepakat mendirikan pos yang dijaga polisi dari Polres dan Polsek di Maluku Tenggara. Sabtu (21/8) pukul 06.00-07.00 WIB, kelompok Bandaeli menyerang ke Tigitan dan terjadi bentrok massa.
"Polisi mencegah tapi kewalahan dan tidak mampu mengimbangi banyaknya massa," kata Iskandar, dalam pesan singkat. Pada saat bentrok itulah Ridwan ditikam tombak dan ditebas parang dari belakang, diduga dilakukan oleh kelompok Tigitan. Korban yang luka parah segera ditolong polisi dan dilarikan ke RS Tual. Sesampainya di RS, Ridwan meninggal dunia.