REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Neta S Pane, menganggap Polri tidak profesional dalam mengantisipasi maraknya tindak kekerasan akhir-akhir ini. Padahal trend aksi kriminal, ungkapnya, selalu terjadi pada waktu yang relatif sama.
"Kalau kita lihat setiap tahun gejalanya selalu muncul menjelang lebaran juga menjelang tahun baru,"ujar Neta Selasa (24/8). Meski aksi tersebut selalu berulang, ungkapnya, tetapi kepolisian selalu lengah dalam mengantisipasi hal tersebut.
Menurut Neta, seharusnya polisi mengaktifkan patroli di daerah rawan dan kota-kota besar seperti Jakarta terutama pada bulan suci Ramadhan. Menurutnya, patroli polisi tidak ditemukan di kawasan tersebut.
Ia pun menyayangkan lemahnya Polri dalam melakukan pengendalian senjata api yang dimiliki warga sipil. Berdasarkan data IPW, ungkapnya, saat ini terdapat 17 ribu senpi legal dan Jakarta sendiri terdapat 7 ribu sampai 8 ribu senjata api. Tapi, tuturnya, tidak ada upaya serius dari Polri untuk melakukan penarikan terhadap senjata tersebut.
Menurut Neta, senjata itu tadinya memang legal. Namun ketika Kapolri dijabat oleh Jendral Pol Sutanto, para pemilik senjata tersebut tidak diberi izin lagi. "Tapi senjata itu tidak pernah ditarik dan tidak ada upaya serius kepolisian untuk memanggil pemiliknya untuk menyita senjatanya,"pungkas Neta.