REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL--Islam kaya inovasi. Demikian pesan mengemukan dari pelaksanan pameran inovasi kebudayaan Muslim. Pameran yang bertajuk '1001 Inventions: Discover the Muslim Heritage in Our World' ini mengetengahkan ragam inovasi ilmuan Muslim di masa kejayaan peradaban Islam.
Adapun inovasi-inovasi yang dipamerkan dalam eksibisi yang berlangsung di Istanbul, Turki ini antara lain penemuan di bidang teknik, kesehatan, dan arsitektur. Selain ketiga hal tadi juga dipamerkan ragam kebudayaan Islam seperti cerita 1001 malam yang identik dengan Sinbad, Aladdin dan Jin, Ali Baba dan 40 pencuri.
"Aslinya, pameran ini ditujukan kepada masyarakat Barat. Tapi kami melihat ketika pengunjung berasal dari dunia Islam, ketika mereka melihat, mereka seperti kecewa, terutama pada kaum muda yang tengah mencari identitas," ungkap Ketua Panitia Pameran yang juga ahli mekanik Universitas Manchester, Salim Al-Hassani seperti dikutip dari Yahoonews, Rabu (25/8). Pameran diawali dengan film yang menghadirkan Harry Potter dan Sir Ben Kingsley, aktor pemenang Oscar.
Semarak pameran dilanjutkan dengan keberadaan replika jam gajah yang menyimbolkan semangat multi kultural dan dibalut dengan teknologi modern dan robotik. Penyemarak lain yang tak kalah menarik adalah teknologi air Yunani, gajah-gajah India, seekor Burung Phoenix Mesir. karpet persia, naga Cina dan laki-laki berpakaian arab. Peningalan-peningalan yang disebutkan tadi merupakan karya Al-Jazari, insyinyur Islam yang tinggal di Selatan Turki.
Peninggalan lain yang tak kalah menggangumkan adalah temuan abad ketujuh dokter Al-Zahrawi, yakni inovasi berupa teknik operasi. Tak ketinggalan temuan Fathimah Al-Fihri yang berhasil mengkonsepkan lembaga pembelajaran tanpa batasan gender dan kini menjadi dasar bagi universitas modern.
"Ada persepsi yang mengatakan islam selalu ketinggalan dan tidak memiliki kontribusi terhadap ilmu pengetahuan," komentar salah seorang pengunjung Sule Seda Tezer. Dia menilai dunia barat begitu takut terhadap Islam. Meski begitu ada jembatan yang mampu menghilangkan rasa takut dan membuat hubungan yang lebih baik antara Barat dan Timur.
Sementara itu, informasi tentang pameran melalui Facebook menarik banyak antusiasme dari berbagai negara. Beberapa pemilik akun menyatakan menunggu pameran itu terselenggara di negara mereka. Pemilik akun bernama Abdul Kareem Andeejani dari Arab Saudi meminta pameran terselenggara di Riyadh. "Saya mohon, saya ingin mengetahui sejarah Islam. Saya menilai pameran memiliki peran besar untuk mengetahui apa yang terjadi di masa lalu," kata dia.
Semarak
Guna menarik pengunjung, tim penyelenggara sengaja membuat desain lebih atraktif dan modern. Musik dan pencahayaan yang berasal dari kebudayaan Islam dipertunjukan. Pameran juga menampilkan kebudayaan lain mulai dari Eropa hingga Cina.
Satu hal yang menarik minat pengunjung adalah replika mesin terbang buatan Abbas ibn Firnas yang dibuat pada masa kejayaan peradaban Cordoba di Spanyol. Berabad-abad sesuai pembuatan itu barulah Leonardo Da Vinci merancang pesawat terbang miliknya. Pameran juga menghadirkan kebudayaan Turki seperti Gereja Haghia Sophia, Blue Mosque.
Sambutan hangat dari penggunjung ketika diadakan di Science Museum, London awal tahun ini, membuat pameran dilanjutkan dengan lokasi berikutnya New York Hall of Science setelah pameran berakhir 7 minggu di Istanbul 5 Oktober mendatang. "Ada upaya untuk memaksakan sejarah yang melompat dari Yunani kuno langsung ke masa Renaisans. Kemudian, beberapa ilmuwan Barat melakukan upaya terpuji untuk mengakui kontribusi dari peradaban Islam dengan sejarah ilmu pengetahuan," Komentar Perdana Menteri Turki, Recep Tayyep Erdogan dalam pembukaan pameran tersebut.
Erdogan yang kini memimpin pemerintahan Turki melalui partai Islam tengah menjadi populer di negara Islam. Dia berhasil menggabungkan Islam dan Barat dengan kekuatan yang mengaggumkan. Apa yang dilakukan Erdogan jauh berbeda dengan pendahulunya ketika memimpin Turki.
Secara terpisah, Ehsan Masoud, penulis buku 'Science and Islam: A History' mengatakan penemu Muslim seolah ditiadakan pascakeruntuhan kekaisaran Ottoman dan bangkitnya kekuatan Barat. "Adil rasanya mengatakan sejarah dibuat orang yang berkuasa. Sangat dimengerti bahwa negara Barat coba mengambil alih atas apa yang mereka kalahkan," kata dia.