Kamis 26 Aug 2010 23:54 WIB

Potensi Daerah Diharapkan Dongkrak Prestasi Sepak Bola

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Endro Yuwanto
Persib Bandung, salah satu klub sepak bola yang berbasis di daerah.
Persib Bandung, salah satu klub sepak bola yang berbasis di daerah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sepak bola Indonesia sangat kental dengan identitas kedaerahan. Hal itu bisa dijadikan potensi untuk meningkatkan prestasi sepakbola nasional. Potensi daerah menjadi jalan keluar dari larangan penggunaan APBD untuk klub sepakbola di daerah.

Selama ini, klub sepak bola di daerah tak memiliki anggaran sendiri untuk menghidupi kelangsungan klub, sehingga selalu menggunakan APBD. "Itu tidak sejalan dengan Peraturan Pemerintah No 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri No 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Vernando Wanggai, Kamis (26/8).

Untuk menggali masalah itu Velix memanggil para tokoh sepak bola dan pimpinan daerah membahas strategi kebijakan meningkatkan potensi daerah melalui identitas lokal di Gedung Dewan Pertimbangan Presiden, Kamis. Velix menggelar acara itu menanggapi arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggerakkan potensi daerah melalui kebudayaan dan olah raga.

Velix mengatakan, memang ada penolakan di berbagai daerah atas larangan penggunaan APBD untuk klub sepak bola itu. Alasannya, karena ada Undang-Undang Keolahragaan Nasional yang mengatakan pemerintah daerah wajib mengalokasikan anggaran keolahragaan melalui APBD. "Namun, lebih baik bila dana APBD sepantasnya digunakan untuk membangun fasilitas pendidikan dan kebudayaan," katanya.

Oleh karena itu, Velix merasa perlu ada upaya strategis menggali potensi daerah melalui pengelolaan klub sepakbola menuju ke arah yang lebih profesinal. "Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengelola dirinya sendiri, ini diharapkan daerah kreatif agar pengelolaan daerahnya lebih terfokus mencapai sasaran yang telah ditentukan," jelasnya.

Dalam pertemuan itu hadir Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf, tokoh sepakbola Kesit B Handoyo, dan pengamat sepak bola Andi Bachtiar Yusuf. Tokoh sepak bola Arifin Panigoro dan Ketua Umum KONI dan PSSI yang turut diundang dalam pertemuan itu belum hadir hingga Kamis (26/8) siang ini.

Klasemen Liga 1 Musim 2024
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement