Jumat 27 Aug 2010 07:00 WIB

Ulama Arab Saudi 'Fatwakan' Perempuan Jadi Kasir

Rep: Agung Sasongko/ Red: irf
Kasir di supermarket
Foto: M Syakir/Republika
Kasir di supermarket

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH--Ulama Saudi Yusuf al-Ahmed mengeluarkan fatwa larangan wanita menjadi kasir toko. Fatwa itu dikeluarkan Yusuf usai melihat banyak wanita yang dipekerjakan salah satu toko ternama di Arab Saudi, Banda Shopping Centers yang dimiliki grup Davolla pimpinan Sheikh al-Ahmed, yang juga profesor dari Imam Mohamed bin Saud Islamic University. Selain fatwa, Yusuf juga meminta umat memboikot toko tersebut lantaran mengadopsi nilai-nilai barat.

"Praktik ini merupakan bagian dari westernisasi yang tengah dipaksakan dalam masyarakat kita. Praktik ini begitu munafik dan harus dihentikan," ungkap Ahmad seperti dikutip Alarabiya, Kamis (26/8). Ahmad mengatakan dirinya telah menghubungi pihak yang bertanggung jawab terhadap pengangkatan perempuan menjadi kasir. Sayangnya, kata dia, respons yang diberikan tidaklah pantas. "Saya terkejut atas dukungan terhadap administrasi proyek itu. Apalagi proyek tersebut nyatanya didukung pula AS," tambahnya.

Ahmed meminta umat Islam untuk tidak berhenti memboikot toko tersebut di seluruh Arab Saudi. "Boikot merupakan cara perlawanan terlegitimasi pada mereka yang melanggar ajaran Islam dan mengadopsi ajaran tersebut dari Barat dan telah mendapat sangksi dari ulama dan Nabi," kata dia.

Sebelum mulai aksi boikot, Ahmad memberikan kesempatan kepada pihak manajemen toko untuk diberikan waktu agar mereka menyadari kesalahan mereka. "Jika mereka tidak melakukan instropeksi, aksi boikot segera dimulai," tegasnya. Ahmed juga menyatakan dirinya tidak rela proyek ini diteruskan sehingga westernisasi mendapatkan kesempatan untuk menggembangkan proyek tersebut.

Sesuai regulasi

Secara terpisah kepala Organisasi Buruh di Jeddah, Qasei Felali mengungkap perempuan diperbolehkan untuk ambil bagian dari sejumlah pekerjaan pemerintahaan. Qasei pula yang memperbolehkan adanya lowongan pekerjaan sebagai kasir bagi wanita setelah bulan suci Ramadhan. Putusan itu, kata Felali, memberikan kesempatan pada pemilik toko untuk memilih apa yang mereka butuhkan entah kasir pria atau wanita dan memberikan kesempatan pada wanita untuk lebih banyak diberikan kesempatan bekerja.

Sementara itu, Dr Mohamed Amin Qashqari, asisten Direktur Retail Savola Group mengatakan pihaknya telah mempekerjakan 16 wanita sebagai kasir di salah satu Cabang Banda di Jeddah. "Lebih dari 2.500 wanita telah dipekerjakan di seluruh cabang yang berada di kerajaan," kata dia kepada Harian Okaz. Qashqari mengungkap setiap wanita yang dipekerjakan diberikan gaji sekira 3.000 riyal per bulan.

Qashqari menambahkan putusan mempekerjakan kasir wanita telah mendapatkan persetujuan dari ototitas yang berwenang. Ketika disinggung tentang alasan mempekerjakan sejumlah pekerja wanita di awal, pihaknya hanya melakukan semacam tes sebelum akhirnya disalurkan di seluruh cabang di Arab Saudi. "Pertama kali kami memperkerjakan kasir wanita berjumlah 16 orang di Jeddah dan membagi mereka ke dalam shift yang berbeda. Nyatanya percobaan ini berhasil dan pelanggan tidak bermasalah dengan hal itu terutama pembeli wanita," ungkapnya.

Ancaman fatwa

Fatwa Ahmed datang dari putusan tidak populer yang dikeluarkan oleh Raja Saudi Abdullah untuk membatasi dikeluarkannya fatwa oleh Anggota Dewan Ulama dan para calon pendakwah.

Keputusan itu disambut oleh dunia Muslim sebagai solusi ideal untuk menghindari kekacauan fatwa  yang telah baru-baru ini terjadi.

Menteri Urusan Islam, Wakaf, Khotbah dan Bimbingan, Sheikh Saleh bin Abdul Aziz Al al-Sheikh menyerukan kepada semua dai yang muncul dalam acara-acara di saluran satelit untuk mendapatkan izin dari kerajaan Mufti Sheikh Abdul Aziz sebelum mengeluarkan fatwa kepada publik.

sumber : Alarabiya
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement